BANDA ACEH – Maskapai penerbangan Saudi Arabian (Saudia) Airline memberi sinyal bakal hadir di Aceh.
Hal itu diketahui setelah Branch Manager Saudia Airline Medan, Sabrina Pasaribu berkunjung ke Aceh dan melakukan pertemuan silaturahmi dengan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh Mawardi, Rabu (7/4).
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Asisten II itu, turut diikuti Kadis Perhubungan Aceh Junaidi dan Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh Amirullah.
Mawardi mengatakan, Pemerintah Aceh sangat terbuka dan menyambut baik setiap tawaran kerja sama atau kemitraan yang dapat mendorong peningkatan jumlah kedatangan atau kunjungan ke Aceh.
Apalagi, kata Mawardi, saat ini Pemerintah Aceh sedang gencar mengusahakan pembenahan infrastruktur untuk meningkatkan jumlah kunjungan baik itu untuk wisata maupun hanya transit saja.
“Jadi apapun itu terkait adminitrasi kami pemerintah provinsi siap membantu. Kami menyambut baik jika Maskapai Saudia Airline yang ingin membantu Aceh, apalagi jika bisa memfasilitasi jamaah umrah asal Aceh,” ujarnya.
Ia menyebutkan, 90 persen dari 5,3 juta jumlah penduduk Aceh beragama Islam, dan sebagiannya setiap tahun sering melakukan perjalanan ibadah umrah ke Tanah Suci.
Karena itu, dengan hadirnya maskapai Saudia Airline diharapkan akan memberikan kemudahan perjalanan bagi masyarakat Aceh untuk melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
Sementara Branch Manager maskapai penerbangan Saudia Airline Medan Sabrina Pasaribu, mengatakan, kedatangannya itu untuk menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Aceh untuk menjadi feeder bagi mobilitas masyarakat Aceh, baik itu untuk ibadah haji maupun umrah ke Saudi Arabia.
“Selama ini jamaah banyak mampir ke Malaysia, dikarenakan Aceh belum ada direct flight yang ke Jeddah maupun Madinah,” kata Sabrina.
Ia mengatakan, selain traffic penumpang dari dan ke Saudi Arabia baik itu perjalanan ibadah, tourism, coorperate, dan tenaga kerja, tidak menutup kemungkinan Saudia Airline juga akan memberikan pelayanan kargo.
Menurut Sabrina, Aceh memiliki potensi yang sangat bagus, karena kondisi geografis dan budaya keislaman yang sangat erat dengan negara Saudi, bahkan Aceh juga disebut sebagai Serambi Mekkah.”Jadi saya rasa sangat cocok kami hadir di sini,” ujarnya. (IA)