Mentan: Aceh Miliki 5 Kelebihan Wujudkan Swasembada Pangan
“Jangan ragu untuk mendatangkan orang pintar untuk memperbaik ilmu pertanian kita akan produktivitas meningkat,” sebutnya.
Kelima, kata Syahrul, hal tidak kalah penting adalah perdamaian, agar semua potensi tersebut bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Saling menghargai jangan suka bertengkar dan banyak protesnya dari pada bekerja,” pungkasnya.
Sementara Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan pandemi Covid-19 juga telah memberikan dampak problematik sistemik terhadap sektor ekonomi. Namun, tidak demikian pada sektor pertanian Aceh, yang telah memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi tersebut, kata Nova, tetap memerlukan antisipasi agar jaminan produksi, distribusi, dan akses pangan masyarakat tetap berjalan dengan baik sehingga penyediaan bahan pangan bagi 5,3 Juta jiwa penduduk Aceh terpenuhi.
“Alhamdulillah, kuartal ke 4 tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Aceh meningkat 7,4 persen. Saya cek 80 persen pertumbuhan tertinggi adalah dari sektor pertanian,” kata Nova.
Oleh karena itu, kata Nova, sesuai arahan Menteri Pertanian, Pemerintah Aceh akan fokus dan intensifikasi pada pengembangan sektor pertanian, termasuk dengan konsep integrated farming system atau sistem pertanian terpadu.
Kemudian, lanjut Nova, ekspor produk pertanian Aceh, juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan, dimana Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik, bahkan pada penutupan tahun, bulan Desember 2021 mencapai 104,1.
Ia menuturkan, pencapaian tersebut, merupakan hasil bersinergi semua pihak, stakeholder baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan saling menjalankan program dan kegiatan yang telah direncanakan.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertanian menyerahkan bantuan Program Kementerian Pertanian tahun anggaran 2022, kepada Gubernur Aceh senilai Rp 82,6 miliar. Dana itu diperuntukkan bagi pengembangan sektor pertanian di Bumi Serambi Mekkah. (IA)