Perjuangan Para Ibu Hidupkan Ekonomi Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19
Ibu empat anak ini menafkahi keluarganya seorang diri melalui usaha menjual gorengan. Suaminya telah tiada beberapa tahun lalu. Dulu ia berjualan di sekolah sehingga usahanya jauh lebih hidup dibandingkan sekarang. Kini sekolah diliburkan akibat pandemi.
Warga Gampong Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya ini mulai berjualan sejak pagi hingga sore dibantu anaknya berumur 18 tahun. Terkadang para tetangga meringankan beban ekonomi Hasmiati dengan menyapanya sambil memberikan bantuan maupun santunan anak yatim.
Aceh Barat
Halimatun Sa’diah seketika menjadi satu-satunya tulang punggung ekonomi keluarga setelah suaminya yang bekerja sebagai sopir truk pengangkut pasir tidak lagi menerima orderan akibat pandemi Covid-19. Ia membuka kios kecil-kecilan di depan rumahnya di Gampong Gampa, Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Usaha kecil-kecilannya hanya mampu menutupi kebutuhan sehari-hari saja. Ia begitu sedih karena di momentum Hari Raya Idulfitri kemarin tidak mampu membelikan baju baru untuk anak-anaknya. “Tapi kami bersyukur karena anak-anak tidak protes dan mengerti keadaan kami sekarang,” ucapnya.
Ia berencana menambah jumlah barang di kios dari bantuan sedekah modal usaha Sahabat UMI yang disalurkan oleh MRI Aceh Barat. Dari wajahnya masih terpancar semangat memperjuangkan ekonomi keluarga meskipun kondisi sekarang tidak menentu.
Banda Aceh
Sementara waktu, suami Hafni tidak bisa bersamanya untuk menafkahi keluarganya. Tapi, Hafni tidak patah arang. Dengan segala daya dan upayanya, Hafni kembali membangun kepercayaan dirinya. Ia sudah pernah menjalankan usaha kecil menjual sayur-sayuran meskipun tidak laku.

Ia tidak memiliki latar belakang pengusaha. Sehari-hari ia menyediakan jasa menyetrika baju di rumah warga. Pendapatan tergolong kecil, hanya Rp 80.000 per minggu. Berbisnis kecil-kecilan merupakan harapan besarnya untuk menafkahi satu orang buah hatinya.