Pulo Aceh dan Pulau Raya Ditetapkan Lokasi Pengembangan Sapi Aceh
“Sejauh ini Pemerintah Aceh telah mengembangkan pusat pembibitan sapi yang ada di Indrapuri, Aceh Besar. Namun upaya pengembangan lain juga perlu kita lakukan, termasuk melakukan pembinaan terhadap para peternak sapi Aceh. Para peternak sapi ini harus dirangkul dan disiapkan wadah khusus agar mereka bisa saling berbagi pengetahuan tentang sistem peternakan terbaik,” kata Mawardi.
Mawardi menambahkan, Pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini untuk membahas pengembangan dan pelestarian sapi Aceh.
“Saya optimis, pertemuan ini mampu menghasilkan rekomendasi untuk ditindaklanjuti bersama. Sehingga upaya pengembangan sapi Aceh dapat berlanjut secara intensif dan ketersediaan daging sapi Aceh tidak hanya untuk konsumsi lokal, namun juga bisa diekspor ke luar Aceh.”
“Apresiasi kami atas kehadiran Bapak Nasrullah, selaku Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Semoga kehadiran Bapak dapat mendorong sistem peternakan sapi di Aceh lebih meningkat dan produksi dagingnya mampu berkontribusi untuk memperkuat kebutuhan pangan nasional,” pungkas Mawardi.
Sekilas tentang Sapi Aceh
Berdasarkan hasil penelitian, para tim ahli telah membuktikan bahwa sapi di Aceh memiliki perbedaan dibanding sapi- sapi lainnya yang ada di Indonesia. Perbedaan itu terletak pada plasma nutfah yang ada di dalam tubuhnya. Plasma nutfah merupakan substansi yang menggambarkan tentang keturunan khusus dari jenis hewan tersebut.
Keunikan plasma nutfah sapi Aceh sudah dipresentasikan di depan dewan penguji bibit di Jakarta pada 3 Juni 2011 lalu. Ada sejumlah peneliti yang menyebutkan bahwa Sapi Aceh merupakan hasil persilangan antara bos indicus, sejenis sapi India, dengan banteng. Hasil persilangan ini dilakukan di masa Kesultanan Iskandar Muda. Sapi hasil keturunan inilah yang berkembang di Aceh sampai sekarang. (IA)