Takengon — Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 yang berada di Desa Remeson, Kecamatan Sili Nara, Aceh Tengah merupakan salah satu pembangkit listrik terlama dibangun di Aceh yakni sejak zaman Orde Baru hingga sekarang masih dalam proses pengerjaan untuk penyelesaiannya.
Bukan tanpa alasan PLTA yang dibangun dengan anggaran Rp 5 triliun tersebut terus berlarut-larut penyelesaiannya di lapangan, yakni sejak tahun 1998 terhenti akibat konflik bersenjata dan pada 2004 terhenti akibat musibah gempa bumi dan tsunami, baru pada 2011 dilanjutkan kembali proyeknya yang didanai oleh JICA Jepang dan PT PLN.
Kini, di tahun 2021 pengerjaan proyek raksasa PLTA Peusangan power house 1 dan 2 telah rampung 85 persen, dan terus dipacu pembangunannya yang ditargetkan rampung dan beroperasi pada 2023 mendatang, sehingga energi listrik akan mengalir dari sana.
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh Ir Abdul Mukhlis menjelaskan, PLTA Peusangan 1 dan 2 di Kabupaten Aceh Tengah akan efektif mendistribusikan energi pada tahun 2023.
“Insya Allah pada tahun 2023 energi yang dihasilkan PLTA Peusangan 1 dan 2 akan masuk sistem untuk memenuhi kebutuhan listrik Aceh,” kata Abdul Mukhlis di sela-sela
meninjau langsung progres pembangunan PLTA Peusangan di lokasi proyek, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah, Selasa (6/4), bersama 26 jurnalis dari berbagai media di Aceh.
Sejumlah jurnalis termasuk Infoaceh.net dibawa untuk melihat langsung proses pembangunan PLTA Peusangan. Turut serta Manajer Komunikasi PLN Aceh T Bahrul Halid, Asisten Manajer Manajemen Stakeholder PLN Aceh Mukhtar Juned, Asisten Manajer Teknik pada UPP KITSUM 5 PLTA Peusangan, Rahadiarta Wirawibawa dan sejumlah staf PLN lainnya.
Untuk menuju ke lokasi dibangun turbin di power house 1, harus melewati terowongan sejauh satu kilometer.
Perjalanan dapat ditempuh dengan mobil. Terowongan itu dibikin pada kedalaman sekitar 120 meter dari permukaan tanah. Di dalam power house 1 tampak sejumlah pekerja sedang mengelas dan mengecor tempat dibangun turbin.
“Targetnya untuk power house 1 rampung ditahun 2023 dan power house 2 selesai dibangun tahun 2022. Listrik yang dihasilkan di dua power house itu adalah 88 MW,” kata General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Abdul Mukhlis.
Amatan terowongan pada kedalaman 120 meter di bawah permukaan tanah, telah dibangun sepanjang 1,1 kilometer dengan sebuah tempat seperti gedung teater sebagai titik power house tempat pemasangan turbin. Para pekerja sedang sibuk melakukan sejumlah pembangunan seperti pengelasan dan pengecoran lantai.
Menurut Abdul Mukhlis, PLTA Peusangan 1 dan 2 nantinya mampu menghasilkan listrik sebesar 88 Mega Watt (MW). Pembangunan yang telah dimulai kembali sejak 2011, tidak tampak dari luar. Proyek tersebut menggunakan terowongan untuk mengalirkan air dari Danau Laut Tawar, di pusat Kota Takengon, Aceh Tengah.
“Memanfaatkan sebagian air yang dialihkan masuk ke terowongan untuk menggerakkan turbin, menghasilkan listrik, lalu dialirkan kembali ke saluran,” katanya.
Ia menjelaskan PLTA Peusangan 1 dan 2 akan mampu meningkatkan keandalan listrik di provinsi ujung barat Indonesia itu.
Menurut dia, pembangunan PLTA Peusangan tersebut jika dilihat dari luar memang tidak ada gerakan pembangunan, namun di dalam terowongan sudah banyak perkembangannya seperti pembuatan peletakan turbin yang nantinya menanti power house.
“Di dalam terowongan yang kita lalui sepanjang satu kilometer dengan kedalaman 120 meter dari permukaan tanah tersebut banyak pekerja yang sedang melakukan pengelasan untuk tempat penempatan turbin dan kelengkapan lainnya,” katanya.
Ia mengatakan kehadiran PLTA Peusangan tersebut akan ikut mendukung investasi di provinsi berpenduduk sekitar 5,2 juta jiwa itu.
Menurut Mukhlis, proyek tersebut telah beberapa kali dilakukan redesain karena disebabkan faktor alam seperti gempa. Saat ini terowongan yang dibangun dipastikan aman untuk dilewati karena telah dicor serta dipasang besi.
“Secara teknis sudah tidak masalah, memang kalau dilihat dari luar seperti tidak ada kegiatan apa-apa. Tapi di dalam mereka mengelas, mengecor di tengah udara yang terbatas,” jelas Mukhlis.
Asisten Manajer Bagian Teknik pada UPP KITSUM 5 PLTA Peusangan Rahadiarta Wirawibawa menambahkan PLTA Peusangan tersebut telah memasuki progres pembangunan sekitar 85 persen.
Ia menambahkan PLTA 1 dan 2 Peusangan tersebut memiliki investasi dengan total sekitar Rp 5 triliun. Diantaranya diperoleh dari pinjaman JICA Jepang sebesar 80 persen, selebihnya memakai dana PLN sendiri
Menurutnya, dalam pembangunan PLTA ditemukan sejumlah kendala kebumian karena adanya gempa. “Sehingga harus mematangkan desain lagi, dan membutuhkan waktu,” katanya. (IA)