Tak Ditemukan Cadangan Migas di Blok Andaman Aceh
JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mengungkapkan terdapat temuan cadangan gas terbesar di dunia di wilayah kerja minyak dan gas (migas) yang berada di Aceh yakni Blok Andaman I, Andaman II dan Andaman III.
Temuan tersebut terindikasi menjadi yang terbesar bila semua wilayah kerja (WK) memiliki cadangan yang serupa. Namun, memang Kementerian ESDM mencatat untuk area Andaman ini cadangan terakumulasinya menembus 4,86 miliar barrel oil equivalent (BOE).
Sangat disayangkan, Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyebutkan nyatanya WK Andaman III yang dikelola oleh Repsol sebanyak 51% dan oleh Harbor Oil sebesar 49%, menunjukkan sumur yang kering atau kosong.
“Kalau Andaman III tampaknya Repsol dry hole kemarin, jadi kita tidak terlalu berharap kepada Repsol di Andaman III,” ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VII dengan Dirjen Migas, Selasa (13/12/2022) seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Adanya indikasi sumur kering tersebut, Tutuka tidak berharap banyak terhadap WK Andaman III untuk diandalkan menjadi “Harta Karun”.
Padahal, Tutuka sudah membidik bahwa WK Andaman III memiliki recovery reserve sebesar 1,89 miliar barrel oil equivalent (BOE).
Namun memang, Tutuka masih mengharapkan WK Andaman III akan menghasilkan. Pasalnya Tutuka menyebutkan pengeboran akan dilanjutkan di tahun 2023 mendatang.
“Ya (Andaman III) memang kering, jadi dia (Repsol) akan mengasih lebih jauh lagi, ngebor lagi kayaknya nanti baru dipastikan. Ngebor dulu tahun depan,” tuturnya.
Adapun, WK Andaman I, Andaman II, dan South Andaman yang diharapkan oleh pemerintah akan menjadi ‘Harta Karun’. WK Andaman I dikelola oleh MP sebesar 80% dan sisanya oleh Harbor Energy sebesar 20%. Adapun, recovery reserve atau pemulihan cadangan sebanyak 239 juta BOE.
Untuk itu Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman I direncanakan akan on stream atau beroperasi mulai 2030 mendatang.
“Wilayah Andaman I dengan recovery reserve sebesar 239 juta barrel oil equivalent yang rencananya akan onstream rencananya 2030,” ungkapnya.
Kemudian Tutuka menyebutkan untuk wilayah Andaman II dikelola oleh Harbor Energy sebesar 40%, MP sebesar 30%, dan BP sebanyak 30%.
Adapun Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman II memiliki recovery reserve sebesar 2,02 miliar BOE. Sehingga Tutuka mengungkapkan bahwa WK Andaman II akan mulai beroperasi pada tahun 2028 mendatang.
“Wilayah Andaman II dikelola oleh Harbor Energy participating interest 40%, MP 30% dan BP 30% dengan recovery reserve 2,02 miliar barrel oil equivalent. Rencananya dapat onstream tahun 2028,” pungkasnya.
Adapun pada WK South Andaman yang dikelola oleh MP sebanyak 80% kemudian oleh Harbor Oil sebesar 20%. Tutuka menyebutkan bahwa recovery reserve South Andaman sebesar 709 juta BOE. Oleh karena itu South Andaman akan beroperasi pada 2030.
“South Andaman dikelola oleh MP 80% dan Harbor Oil 20% dengan recovery reserve 709 juta barrel oil equivalent rencananya onstream 2030,” tandasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan proses pengeboran di sumur Rencong-1 X Blok Andaman III tidak mendapatkan penemuan cadangan migas alias dry hole.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa proses pengeboran yang telah dilakukan oleh Repsol di Blok Andaman tidak membuahkan hasil.
Meski begitu, perusahaan asal Spanyol tersebut kabarnya masih akan melanjutkan proses pengeboran lanjutan.
“Kalau Andaman III tampaknya Repsol dry hole kemarin, jadi kita tidak terlalu berharap kepada Repsol di Andaman III,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VII dengan Dirjen Migas, Selasa (13/12/2022).
Namun begitu, Tutuka masih mengharapkan WK Andaman III akan menghasilkan. Pasalnya Tutuka menyebutkan pengeboran akan dilanjutkan di tahun 2023 mendatang.
“Ya (Andaman III) memang kering, jadi dia (Repsol) akan mengasih lebih jauh lagi, ngebor lagi kayaknya nanti baru dipastikan. Ngebor dulu tahun depan,” tuturnya.
Sebelumnya, Tutuka mengatakan wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia. Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.
“Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada,” katanya.
Tutuka mengatakan potensi sumber daya untuk Blok Andaman II sendiri rata rata sekitar 6 Trillion Cubic Feet (TCF). Ia pun optimistis jika potensi sumber daya Blok Andaman III tidak akan jauh dari potensi Andaman II.
“Sekarang discovery ini gak ada yang besar. Kalau dia nanti ketemu besar (Andaman). Ini kan ngebor setelah sumur Timpan (Andaman II), satu nanti sumur Rencong (Andaman III) itu akan kita lihat,” ujarnya. (IA)