Laptop Rp 9,9 Triliun dan Mantan Staf Nadiem yang Kini Disorot: “Angkuh Saat Bicara ke Guru”
Infoaceh.net — Mantan staf khusus eks Mendikbudristek Nadiem Makarim kini terseret kasus dugaan korupsi pengadaan laptop untuk digitalisasi pendidikan senilai Rp 9,9 triliun.
Nama mereka menjadi sorotan, apalagi setelah Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, menyindir keras sikap mereka yang dinilai angkuh terhadap para guru.
“Memang ada staf khusus beliau yang kalau diskusi sama guru-guru, angkuh banget,” tulis Iman di akun media sosial X, dikutip Selasa (27/5/2025).
Dua staf khusus yang kini terseret adalah Fiona Handayani (FH), Stafsus Bidang Isu Strategis, dan Jurist Tan (JT), Stafsus Bidang Pemerintahan. Keduanya menjadi target penggeledahan oleh penyidik Kejaksaan Agung pada 21 Mei 2025.
Apartemen milik FH di Kuningan Place dan milik JT di Ciputra World 2, Jakarta Selatan, digeledah. Barang bukti yang disita berupa laptop, ponsel, harddisk eksternal, flashdisk, hingga 15 buku agenda penting.
Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar menyebut penggeledahan dilakukan setelah penyidikan resmi dimulai berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-38/F.2/Fd.2/05/2025.
“Semua barang bukti akan dianalisis mendalam untuk mengungkap alur kasus ini,” kata Harli.
Penyidikan menyasar dugaan pemufakatan jahat dalam pengadaan laptop Chromebook yang tak sesuai kebutuhan teknis. Bahkan, uji coba 1.000 Chromebook tahun 2018-2019 menunjukkan hasil tak maksimal karena masalah jaringan internet di daerah.
“Awalnya tim teknis merekomendasikan OS Windows, tapi kajian itu kemudian diganti demi mengarahkan ke spesifikasi Chromebook,” ungkap Harli.
Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 9,9 triliun, terdiri dari Rp 3,5 triliun dari APBN dan Rp 6,3 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Selain FH dan JT, nama-nama staf khusus Nadiem lainnya ikut terseret pemberitaan, yakni Pramoda Dei Sudarmo (Bidang Kompetensi), Muhamad Heikal (Bidang Komunikasi dan Media), serta Hamid Muhammad (Bidang Pembelajaran).
Upaya konfirmasi ke Nadiem Makarim oleh media Monitorindonesia.com tak membuahkan hasil. Bahkan, jurnalis media tersebut mengaku telah diblokir oleh mantan Mendikbudristek itu di WhatsApp.