Tiga Pria Ngaku Wartawan Peras Kepala Desa di Bener Meriah Ditangkap
Infoaceh.net, REDELONG — Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bener Meriah mengamankan tiga pria berinisial A, AYZN dan KH atas dugaan tindak pidana pemerasan yang terjadi di sebuah warung kopi di kawasan Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Aris Cai Dwi Susanto dalam keterangannya menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat Rabu (23/4/2025) yang merasa diintimidasi oleh sekelompok pria yang mengaku wartawan dari media luar Kabupaten Bener Meriah.
“Para terduga pelaku mencoba memeras korban dengan meminta uang sebesar Rp15 juta sebagai ‘uang damai’, dengan ancaman akan mempublikasikan persoalan dana desa ke media sosial jika permintaan mereka tidak dipenuhi,” ungkap Kapolres, Kamis (24/4).
Kejadian bermula saat ketiganya mendatangi Kantor Desa Musara Pakat, Kecamatan Pintu Rime Gayo, pada 22 April 2025, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di sebuah warung di Desa Pante Raya keesokan harinya.
Salah satu dari pelaku sempat menarik pelapor ke belakang warung dan menyampaikan tuntutan uang damai.
Setelah melalui negosiasi, korban akhirnya menyerahkan uang tunai sebesar Rp5 juta sebagai bagian dari permintaan tersebut, kemudian sisanya akan ditransfer ke rekening terduga pelaku.
“Merasa dirugikan dan tertekan, korban bersama saksi langsung melaporkan kejadian ini kepada kami. Berbekal laporan tersebut, tim kami langsung bergerak cepat ke lokasi dan mengamankan tiga orang bersama barang bukti,” tambah AKBP Aris.
Dari lokasi kejadian, polisi berhasil mengamankan uang tunai Rp5 juta serta tiga unit Handphone yang digunakan dalam aksi pemerasan tersebut. Ketiga pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Bener Meriah.
“Pasal yang disangkakan, yaitu Pasal 368 KUHP, tentang tindak pidana pemerasan,” ujar Kapolres.
Polres Bener Meriah menegaskan komitmennya, dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat. Terlebih dengan modus yang menyalahgunakan identitas sebagai insan pers.
“Kami tidak akan memberi ruang bagi oknum yang mencederai kepercayaan masyarakat dan merusak citra profesi apapun, apalagi jika tindakan tersebut sudah mengarah pada tindak pidana,” pungkas AKBP Aris.