Infertilitas, Hal Paling Ditakuti Pasangan Suami Istri
Oleh: dr Riza Sufriadi Sufi Sp.OG*
SEKARANG ini semakin banyak pasangan yang sulit memperoleh keturunan. Berbagai usaha dilakukan pasangan suami istri untuk mendapatkan si buah hati. Mulai dari cara tadisional sampai bayi tabung.
Infertilitas atau kemandulan adalah kegagalan memperoleh keturunan pada pasangan yang telah menikah selama 1 tahun yang melakukan hubungan suami istri secara rutin dan tidak menggunakan kontrasepsi.
Tingkat kehamilan pada tahun pertama pasangan menikah adalah 80%, artinya sisanya mungkin baru akan hamil pada tahun kedua atau ketiga menikah.
Infertilitas karena faktor laki-laki sekitar 35-40%, faktor perempuan sekitar 50% dan 10-15% tidak diketahui penyebabnya, dimana baik laki-laki dan perempuan dinyatakan subur.
Faktor Risiko
Banyak faktor yang menyebabkan kemandulan, penyebab mungkin pada laki-laki dan perempuan berbeda. Merokok adalah faktor risiko utama kerusakan sperma pada pria. Kegemukan dan haid tidak teratur adalah faktor risiko utama pada perempuan.
Disamping itu faktor obat herbal, obat kimia, stres, olahraga dan beberapa jenis pekerjaan mempengaruhi kesuburan.
Pada laki-laki, beberapa jenis pekerjaan mengurangi kesuburan. Misal tukang las, sopir, pekerja mesin, petani yang sering menggunakan pestisida kimia dan pekerja bagian radiologi yang terpapar sinar X-Ray.
Sedangkan pada wanita yang bekerja kantor yang terpapar lama dengan komputer dapat menurunkan kesuburan. Pekerjaan paramedis, dokter, dokter gigi, apoteker dan beberapa pekerjaan lain dilaporkan mengalami penurunan fekunditas.
Fekunditas adalah tingkat kelahiran, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya waktu untuk melakukan hubungan seksual dalam masa subur.
Faktor Penyebab
Pada laki-laki apabila dapat melakukan hubungan seksual dengan baik, maka penyebabnya selain kelainan kromosom dan idiopatik hanya satu, yaitu kualitas sperma. Untuk mencari penyebab infertilitas pada laki-laki wajib dilakukan analisa sperma pada laboratorium.
Insiden infertilitas pada pasangan suami istri karena faktor laki-laki sekitar 35-40%. Kebiasaan merokok dan kurangnya olahraga berperan sebagai faktor risiko