Negara Gagal Lindungi Ibu? Angka Kematian Ibu di Indonesia Kian Meningkat
Infoaceh.net – Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Meski berbagai program pencegahan telah diluncurkan, faktanya sepanjang 2023 tercatat 4.129 kasus kematian ibu, naik dari 4.005 kasus pada 2022.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebut penyebab utama kematian ibu berasal dari dua hal yang sebetulnya bisa dicegah: hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia) dan perdarahan pascapersalinan.
“Penyebab tertinggi kematian ibu adalah preeklampsia dan perdarahan. Ini dua kondisi yang bisa dicegah dengan penanganan dini,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Lovely Daisy, dikutip Kamis (10/7/2025).
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Jika tak ditangani, ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal, hati, bahkan kematian ibu dan bayi. Gejalanya antara lain sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, nyeri perut atas, sesak napas, dan munculnya protein dalam urin.
Sementara itu, perdarahan hebat setelah persalinan juga masih menjadi mimpi buruk bagi banyak ibu melahirkan. Sekitar 80 persen kasus disebabkan lemahnya kontraksi rahim sehingga pembuluh darah di tempat melekatnya plasenta tidak tertutup dengan baik.
Jika tidak ditangani dalam hitungan jam, nyawa ibu bisa melayang.
Selain dua penyebab utama tersebut, sejumlah faktor risiko lain juga disebut berperan signifikan:
-
Anemia pada 48,9 persen ibu hamil
-
Hipertensi pada 12,7 persen ibu
-
Kurang Energi Kronik (KEK) pada 17,3 persen
-
Komplikasi kehamilan pada 28 persen ibu
-
Penyakit penyerta seperti jantung dan diabetes
Papua Jadi Provinsi Tertinggi AKI
Data Badan Pusat Statistik (BPS) lewat Long Form SP2020 mengungkap, Papua menjadi provinsi dengan angka kematian ibu tertinggi di Indonesia, mencapai 565 per 100.000 kelahiran hidup.
Berikut 10 provinsi dengan AKI tertinggi:
-
Papua – 565
-
Papua Barat – 343
-
Nusa Tenggara Timur – 316
-
Sulawesi Barat – 274
-
Gorontalo – 266
-
Sulawesi Tengah – 264
-
Maluku – 261
-
Nusa Tenggara Barat – 257
-
Maluku Utara – 255
-
Bengkulu – 246
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat maternal mortality rate (MMR) Indonesia masih berada di angka 140 per 100.000 kelahiran hidup pada 2023—meski turun dibandingkan 2021 dan 2022, angka ini tetap masuk kategori tinggi di kawasan Asia Tenggara.
Pakar kesehatan menyerukan pentingnya deteksi dini, pelayanan antenatal berkualitas, edukasi gizi ibu hamil, dan penyediaan layanan obstetri emergensi di fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil.