Rahasia Umur Panjang dan Sehat Orang Jepang, Jalan Kaki Jadi Gaya Hidup
Oleh: dr Ida Mulyani*
KESEHATAN merupakan aset kehidupan yang tidak bisa dibeli dan digantikan oleh apapun.
Terlihat sepele namun tak banyak yang menyadari bahwa menjaga kesehatan jauh lebih penting dari pada mengobati ketika sakit.
Angka harapan hidup di suatu negara salah satunya ditentukan dari kesehatan warganya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 saat ini Indonesia memiliki angka harapan hidup bagi laki-laki 69,93 dan 73,83 tahun bagi wanita.
Sedangkan Aceh khususnya memiliki angka harapan hidup di bawah nasional yaitu 68,26 tahun bagi laki-laki dan wanita 72,16 tahun. Menjaga kesehatan tentunya diperlukan kesadaran dan komitmen dari diri sendiri dengan tujuan akhir sehat.
Di negara Sakura Jepang, masyarakat sudah dibiasakan menjalankan pola hidup sehat mulai dari hal yang sederhana seperti berjalan kaki dan membawa bekal makanan rumahan ke sekolah maupun ke kantor.
Menurut Prof Shigeru Yamamoto, RD PhD, salah satu profesor dari Jumonji University menyatakan bahwa umur panjang dan life expectancy di Jepang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan yang baik.
Tak heran Jepang menjadi negara dengan life expectancy tertinggi di dunia saat ini, dimana angka harapan hidup laki-laki berada pada 81,41 tahun dan wanita 87,45 tahun. Hal ini juga didukung kebijakan promosi kesehatan di negara tersebut.
Promosi kesehatan yang dilakukan di Jepang melibatkan lintas sektor yang saling berkerja sama, sehingga masalah kesehatan bukan hanya menjadi tanggungjawab dari tenaga kesehatan saja.
Tak jauh berbeda dengan Indonesia, masyarakat Jepang juga wajib memiliki asuransi kesehatan. Pembiayaan pengobatan yang sangat tinggi di Jepang membuat masyarakatnya benar-benar menjaga kesehatannya, di samping asuransi kesehatan yang sudah dimiliki.
Salah satu hal sederhana yang dilakukan pemerintah Jepang untuk mendukung kebijakan promosi kesehatan ini adalah dengan menaikkan tarif parkir kendaraan yang mahal hingga proses pengeluaran SIM yang sangat ketat.
Hal ini pula yang menjadikan masyarakatnya lebih memilih berjalan kaki dengan jarak tertentu yang ingin dicapai.