Dihalau Hamas, Serangan Darat Israel Gagal Terobos Gaza
“Kami siap untuk segera melakukan kesepakatan pertukaran tahanan yang mencakup pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel dengan imbalan semua tahanan yang ditahan atas perlawanan Palestina,” kata Sinwar dalam sebuah pernyataan dikutip dari Alarabiya.
Sebelum Sinwar mengumumkan kesediaan itu, Abu Ubaidah mengatakan, mereka siap melepaskan sandera yang mereka culik dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Kesepakatan ini bisa dilakukan jika Israel membebaskan semua warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
“Harga yang harus dibayar untuk sejumlah besar sandera musuh di tangan kami adalah mengosongkan penjara (Israel) dari semua tahanan Palestina,” kata juru bicara sayap bersenjata Hamas itu.
“Jika musuh ingin menutup barisan tahanan ini sekaligus, kami siap melakukannya. Jika mereka ingin melakukannya selangkah demi selangkah, kami juga siap,” ujarnya.
Brigade al-Qassam mengatakan sebelumnya, hampir 50 sandera telah meninggal akibat serangan bom Israel dalam tiga minggu sejak perang dimulai.
Namun, jumlah tersebut belum dapat dikonfirmasi. Israel sejauh ini menahan hampir 8.000 warga Palestina di penjara, sekitar 1.500 di antaranya ditahan secara administratif tanpa dakwaan.
Militer Israel mengatakan angkatan udaranya menyerang lebih dari 450 sasaran Hamas di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Sasarannya mencakup beberapa markas kelompok bersenjata, pos pengamatan dan posisi peluncuran anti-tank, tambahnya.
Pernyataan militer mengatakan seorang tentara Israel terluka parah akibat alat peledak rakitan di Gaza utara semalam. Sementara yang lain terluka “sedang” dalam “pertemuan” dengan pejuang Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, keputusan untuk memperluas operasi darat di Jalur Gaza disetujui dengan suara bulat oleh anggota Kabinet perang. Hal itu disampaikan PM Israel Netanyahu pada konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant, dan Menteri Pemerintahan Darurat Benny Gantz.
Bahkan dia menyebut pertempuran ini masih permulaan. “Kita baru berada di awal perjalanan. Pertempuran di Jalur Gaza akan sulit dan berlarut-larut, dan kami siap menghadapinya,” kata dia dilansir Middle East Monitor, Ahad (29/10/2023).