Drone Intai Ganggu Misi Kapal Kemanusiaan ke Gaza, Dunia Kecam Aksi Israel
Infoaceh.net – Aktivis lingkungan dunia, Greta Thunberg, bersama 11 aktivis internasional lainnya, tengah berlayar menuju Jalur Gaza sejak Minggu (1/6/2025) untuk membawa pesan solidaritas dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina yang terus hidup dalam penderitaan akibat blokade brutal Israel.
Mereka berlayar menggunakan kapal Madleen yang diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC). Perjalanan kemanusiaan ini dimulai dari Pelabuhan Catania, Sisilia, Italia, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan penjajahan Israel yang memblokir total akses bantuan ke Gaza.
Dalam kapal tersebut, turut serta sejumlah tokoh kemanusiaan lintas negara, antara lain:
-
Rima Hassan – Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina
-
Yasemin Acar – Aktivis HAM asal Jerman
-
Baptiste Andre, Omar Faiad, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard – dari Prancis
-
Thiago Avila – dari Brasil
-
Sergio Toribio – dari Spanyol
-
Marco van Rennes – dari Belanda
-
Suayb Ordu – dari Turki
Pergerakan kapal Madleen dilacak secara langsung oleh tim Forensic Architecture menggunakan pelacak Garmin. Pada Rabu (4/6), kapal ini tercatat telah berlayar sejauh 600 km dari Sisilia dan diperkirakan menempuh total 2.000 km perjalanan laut menuju Gaza dalam waktu sekitar tujuh hari.
Namun, pada Selasa malam, kapal yang membawa misi damai ini mendapatkan intimidasi dari udara. Sebuah drone pengintai terbang rendah di atas Madleen, sekitar 68 km dari perairan teritorial Yunani. Drone tersebut diidentifikasi sebagai milik Hellenic Coast Guard Heron, yang kemudian meninggalkan lokasi setelah beberapa waktu.
Ini bukan kali pertama Freedom Flotilla mencoba menembus blokade. Pada Mei lalu, kapal Conscience juga berupaya mengirim bantuan ke Gaza, namun diserang drone saat berada di perairan internasional lepas pantai Malta. Serangan tersebut menyebabkan lubang besar dan membakar mesin kapal.
FFC menyebut serangan terhadap kapal bantuan kemanusiaan sebagai pelanggaran nyata hukum internasional dan bentuk terorisme negara yang dilakukan oleh Israel.
Israel berdalih bahwa blokade bantuan dilakukan untuk mencegah penyelundupan logistik ke Hamas. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jutaaan warga sipil Gaza kini berada di ambang kelaparan, tanpa akses pangan, obat-obatan, atau tempat tinggal yang layak.
Blokade kejam ini berlangsung di tengah agresi militer Israel ke Palestina yang telah memasuki bulan ke-8 sejak Oktober 2023. Serangan membabi buta yang menyasar warga sipil, rumah ibadah, sekolah, rumah sakit, dan kamp pengungsi telah menyebabkan: