Turki – Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan Turki akan mengembangkan dan memproduksi secara lokal obat yang digunakan dalam pengobatan COVID-19 bernama favipiravir atau yang lebih dikenal dengan nama avigan.
Dalam pertemuan kabinet tatap muka pertama dalam tiga bulan pada Kamis (11/6/2020), Erdogan mengatakan ilmuwan Turki dapat mensintesiskan bahan aktif obat favipiravir, dan setidaknya akan tersedia untuk pengobatan setelah proses pendaftaran selesai.
Berdasarkan hasil uji coba awal, obat flu yang dikembangkan Jepang ini terbukti efektif dalam mengurangi durasi virus corona baru pada pasien dan meningkatkan kondisi paru-paru mereka, atau titik utama yang akan diserang virus itu.
Menurut Departemen Kesehatan, favipiravir yang dibawa dari China sedang digunakan di bawah protokol unik di Turki. Tidak seperti dokter China, dokter Turki telah menemukan bahwa intubasi dini ternyata memperpanjang penyakit saat aliran tinggi oksigen mengarah ke pengobatan yang lebih cepat dan sukses.
Erdogan juga mengumumkan pelonggaran lebih lanjut dari beberapa aturan pembatasan yang diberlakukan untuk menekan penyebaran COVID-19.
Setidaknya tempat pendaftaran pernikahan akan dibuka kembali pada 15 Juni, diikuti oleh gedung pernikahan pada 1 Juli. Sementara itu, bisnis seperti bioskop, teater, dan pusat pameran akan diizinkan untuk dibuka kembali mulai 1 Juli, berdasarkan peraturan yang ditentukan pemerintah.
Warga negara yang berusia di atas usia 65 akan diizinkan di luar antara pukul 10 pagi dan 8 malam. Sementara mereka yang berusia di bawah 18 tahun dapat pergi keluar kapan saja dengan orang tua mereka. Masyarakat berusia di atas 65, serta anak di bawah umur sebelumnya dilarang meninggalkan rumah mereka.
Selain itu, Turki juga meluncurkan proses normalisasi pada awal bulan ini, yang secara bertahap mengangkat sejumlah aturan batasan sosial.
Kini Turki menduduki peringkat ke-11 dengan kasus terjangkit terbanyak secara global, yakni 174.023 kasus positif, 4.763 kasus kematian, dan 147.860 pasien berhasil sembuh per Jumat (12/6/2020), menurut data Worldometers.
/CNBC Indonesia