Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Gencatan Senjata Iran-Israel Berlaku, Gaza Justru Kembali Dihujani Bom

Meskipun gencatan senjata antara dua kekuatan besar, Iran dan Israel, menjadi sorotan dunia, penderitaan Gaza tetap menjadi bayang-bayang dari perjanjian diplomatik. Wilayah ini hingga saat ini masih terus dihantam oleh Israel. Israel melanjutkan serangannya sejak 18 Maret, menghancurkan perjanjian pertukaran tahanan yang sempat berlaku pada Januari lalu. Sejak itu, lebih dari 5.700 orang dilaporkan tewas dan hampir 20.000 lainnya terluka.

Infoaceh.net – Di saat dunia menyambut gencatan senjata antara Israel dan Iran setelah 12 hari pertempuran udara yang menegangkan, penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza justru semakin dalam. Pada hari Selasa (24/6/2025).

militer Israel mengumumkan bahwa mereka mengalihkan fokus kembali ke Gaza.

“Kami telah menyelesaikan fase yang signifikan, tetapi kampanye melawan Iran belum berakhir.

Kami memasuki fase baru berdasarkan pencapaian fase saat ini,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, dikutip dari Anadolu Ajansi. “Sekarang fokusnya kembali ke Gaza untuk membawa pulang para sandera dan membubarkan rezim Hamas,” tambahnya.

Pernyataan ini disampaikan hanya beberapa jam setelah gencatan senjata yang diumumkan Donald Trump mulai berlaku antara Iran dan Israel. Namun, di Gaza, suara pesawat nirawak dan dentuman bom menjadi bukti bahwa gencatan senjata tidak berarti damai bagi rakyat Palestina.

Israel mengklaim bahwa tujuannya adalah membebaskan sekitar 50 sandera yang diduga ditahan Hamas dan membubarkan perlawanan bersenjata di wilayah tersebut.

Namun, serangan demi serangan telah menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Seorang ibu di Gaza, Noha Odwan, menceritakan kondisi Gaza yang saat ini semakin parah. Ia mengungkapkan bahwa Gaza saat ini tidak memiliki listrik hingga air. Odwan juga menuntut pejabat Palestina bahwa Gaza juga membutuhkan gencatan senjata.

“Tidak ada air, obat-obatan, listrik, dan bahkan susu untuk anak saya. Dan mereka (politisi Palestina) mengatakan kepada kami bahwa perdamaian telah tiba?” kata Noha Odwan, seorang ibu di Gaza, kepada The New Arab.

Menurutnya, dunia saat ini menutup mata dengan kondisi Gaza. “Perang belum berakhir. Tidak ada gencatan senjata. Tidak ada rencana pemulihan. Dunia seolah menutup mata,” tambahnya.

Di dalam negeri, suara-suara kritis pun bermunculan. Mantan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, menegaskan bahwa waktunya telah tiba untuk mengakhiri perang di Gaza. “Sekarang kita perlu membawa kembali para sandera dan mengakhiri perang di Gaza. Untuk membawa Israel ke jalan baru,” kata Lapid dalam pesan video di media sosial, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut data terbaru PBB, lebih dari 80 persen warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan bahkan sebelum konflik meningkat. Rumah-rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penting hancur akibat serangan udara tanpa henti.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dalam 24 jam terakhir, 79 jenazah dibawa ke rumah sakit dan 289 orang terluka. Jumlah korban luka sejak Oktober telah mencapai lebih dari 131.000 orang. Kemkes Palestina kemudian menyatakan bahwa masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

“Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” bunyi pernyataan resmi kementerian.

Meskipun gencatan senjata antara dua kekuatan besar, Iran dan Israel, menjadi sorotan dunia, penderitaan Gaza tetap menjadi bayang-bayang dari perjanjian diplomatik. Wilayah ini hingga saat ini masih terus dihantam oleh Israel.

Israel melanjutkan serangannya sejak 18 Maret, menghancurkan perjanjian pertukaran tahanan yang sempat berlaku pada Januari lalu. Sejak itu, lebih dari 5.700 orang dilaporkan tewas dan hampir 20.000 lainnya terluka.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Jumlah jamaah haji Aceh wafat di Tanah Suci kembali bertambah. Seorang jamaah dari Aceh Barat Daya, Syarifuddin Mahmud (63), meninggal dunia di Madinah, Rabu, 25 Juni 2025 pukul 10.25 waktu Arab Saudi. (Foto: Ist)
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Sarana/Prasarana Kadin Indonesia, Aziz Syamsudin (kanan) dan Ketua BANI Anangga W. Roosdiono (kiri)
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan rotasi dan mutasi sejumlah pejabat kepolisian, di lingkungan Polda Aceh
Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PKB, Rico Alviano
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti
WhatsApp Image 2025 06 25 at 16.45.24 c6407751
Gaji Hakim Resmi Naik, Gus Abduh Ingatkan Pentingnya Integritas
Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hotel Sahid,
Trump Akui Israel Rusak Parah, Gencatan Senjata di Gaza Sebentar Lagi
Banyaknya keluhan masyarakat di Aceh Besar sulit mendapat LPG 3 Kg, diduga karena permainan pangkalan nakal dalam pendistribusiannya. (Foto: Ist)
Nadiem Makarim Dicegah Sebelum Pemeriksaan Perdana, Potensi Tersangka?
Komisi II DPR Geram Data Kepulauan Amburadul
Nusron Bakal Dipanggil DPR soal Polemik Jual Beli Pulau
Ketua MPR Minta Keputusan Menteri Tak Bikin Pusing Presiden
Prabowo Bisa Jadi Tokoh Perdamaian Dunia, jika ...
Kapolri Mutasi Lima Jenderal, Termasuk Ketua KPK dan Kepala BNPT, Ada Apa?
Saya Mewarisi Kebaikan Presiden Sebelum Saya
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono didampingi Kasat Reskrim Kompol Fadillah Aditya Pratama memberi keterangan pengungkapan kasus TPPO di Mapolresta Banda Aceh, Rabu (25/6). (Foto: For Infoaceh.net)
Kombes Deden Supriyatna Imhar ditunjuk menjadi Dirlantas Polda Aceh
Maskapai Garuda Indonesia
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Enable Notifications OK No thanks