Iran Luncurkan Rudal ke Israel, Balasan Langsung atas Serangan AS ke Fasilitas Nuklir
Infoaceh.net – Iran melancarkan serangan rudal dalam jumlah besar ke Israel, beberapa saat yang lalu, Minggu (22/6). Serangan ini dilakukan setelah militer Amerika Serikat (AS) menyerang tiga lokasi fasilitas nuklir di Iran.
Sirene dibunyikan di beberapa bagian Israel dan ledakan terdengar di beberapa wilayah Israel tengah, termasuk Tel Aviv dan Haifa.
Menurut laporan Aljazeera, militer Israel mengatakan Iran meluncurkan dua serangan dengan total 27 rudal. Dua puluh dua rudal ditembakkan pada serangan pertama dan lima rudal pada serangan kedua.
Daerah yang menjadi sasaran cukup luas, mulai dari Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, Galilea bagian atas, hingga daerah pesisir utara dan tengah. Sepuluh lokasi terpisah dikabarkan terkena dampak, baik secara langsung oleh rudal maupun pecahan peluru besar.
Serangan Iran ke Israel tersebut menyebabkan kerusakan parah di lokasi terdampak, terutama di daerah Tel Aviv dan Haifa. Belum diketahui jenis bangunan apa saja yang terkena serangan tersebut.
Laporan awal dari layanan medis Israel menyebutkan sekitar 16 orang terluka. Petugas medis masih menyisir area yang rusak untuk memastikan semua korban telah mendapatkan perawatan.
Serangan ini menjadi pertama kalinya dua gelombang rudal diluncurkan dalam waktu yang berdekatan. Jika biasanya ada jeda waktu beberapa jam di antara setiap serangan rudal, kali ini jeda waktunya hanya kurang dari setengah jam.
Senada, AFP juga memberitakan bahwa Militer Israel mendeteksi dua gelombang serangan rudal yang ditembakkan dari Iran. “Beberapa saat lalu, sirene berbunyi di sejumlah wilayah Israel setelah terdeteksi adanya rudal yang diluncurkan dari Iran menuju Negara Israel,” demikian pernyataan resmi Militer Israel dilansir AFP.
“Saat ini, Angkatan Udara Israel tengah beroperasi untuk mencegat dan menyerang jika diperlukan demi menghilangkan ancaman,” lanjut pernyataan tersebut.
Sekitar 30 menit kemudian, pernyataan serupa dikeluarkan terkait gelombang serangan kedua, sebelum peringatan udara dicabut pada pukul 08.10 pagi waktu setempat.
Keputusan Presiden Donald Trump untuk mengirim pesawat pengebom dan rudal jelajah ke Iran secara dramatis meningkatkan konflik dan menggerakkan AS ke operasi ofensif, bukan hanya posisi defensif untuk melindungi Israel dan pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan di media sosial bahwa Iran “memiliki semua pilihan” dalam membela diri.
Sementara Trump mengancam akan melakukan lebih banyak serangan kecuali Iran mengupayakan perdamaian. Ini diartikan bahwa Iran hanya boleh diam saat diserang dan tidak boleh membalas. Namun, mungkinkah sebuah negara berdaulat rela negaranya diacak-acak seperti itu?
Karim Sadjadpour, peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace dan pakar Iran terkemuka, mengatakan tidak mungkin kepemimpinan negara itu akan menempuh jalan itu.
“Banyak opsi pembalasan Iran yang setara dengan bom bunuh diri,” katanya di X. “Mereka dapat menyerang kedutaan dan pangkalan AS, menyerang fasilitas minyak di Teluk Persia, menambang Selat Hormuz, atau menghujani Israel dengan rudal.”
Pasar energi siap mengalami guncangan besar karena investor mencerna implikasi pemboman AS terhadap Iran, eksportir minyak utama. Harga minyak mentah telah melonjak segera setelah serangan udara Israel, dan dapat melonjak lebih tinggi lagi, tergantung bagaimana Iran menanggapinya.
George Saravelos, kepala penelitian valas di Deutsche Bank, memperkirakan skenario terburuk gangguan total pasokan minyak Iran dan penutupan Selat Hormuz dapat menyebabkan harga minyak di atas $120 per barel.
Ini karena Selat Hormuz adalah titik kritis perdagangan energi global, dengan sekitar 21 persen dari konsumsi cairan minyak bumi global, atau sekitar 21 juta barel per hari, mengalir melalui jalur air sempit tersebut.
Analis lain juga memperingatkan potensi Iran membalas dengan menyandera warga Amerika atau melancarkan serangan siber. Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengatakan sebelum Sabtu bahwa setiap serangan AS terhadap Iran akan memicu serangan terhadap kapal-kapal AS di wilayah tersebut.
Namun pensiunan Jenderal Angkatan Darat Wesley Clark, mantan Panglima Tertinggi Sekutu di Eropa, mengatakan kepada CNN bahwa ia tidak berpikir Iran akan menggunakan respons maksimal seperti memblokir Selat Hormuz.
Sebaliknya, Iran mungkin akan meluncurkan beberapa rudal ke pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut atau mengarahkan milisi pro-Teheran di Irak untuk menyerang pasukan AS.
- AFP
- Aljazeera
- eskalasi Timur Tengah
- Geng Solo
- geopolitik global
- Haifa diserang
- harga minyak naik
- Iran serang Israel
- konflik AS Iran
- konflik Iran Israel 2025
- Krisis Energi Global
- militer Israel
- Perang Dunia 3
- perang Iran Israel terbaru
- perang timur tengah
- Prabowo Jokowi
- rudal balistik Iran
- rudal Iran ke Israel
- Selat Hormuz
- serangan AS ke Iran
- serangan balasan Iran
- serangan nuklir Iran
- tel aviv diserang
- Trump serang Iran
- utama
- www.infoaceh.net