Israel Kalap, Serang Sekaligus Palestina, Yaman, Lebanon, dan Suriah
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka mengebom sasaran Houthi di Hodeidah, Yaman barat, dan menambahkan bahwa serangan itu menargetkan pelabuhan Hodeidah dan pabrik beton di timur kota.
Tentara penjajah Israel mengklaim bahwa pelabuhan Hodeidah digunakan untuk menyelundupkan senjata dan peralatan militer Iran ke Houthi, dan mengatakan bahwa kelompok Ansar Allah “beroperasi dengan pendanaan dan bimbingan Iran untuk mengganggu stabilitas dan mengancam navigasi internasional,” seperti yang dikatakannya.
Media yang berafiliasi dengan Ansar Allah membenarkan bahwa “agresi Amerika-Israel menargetkan distrik Bajil di Hodeidah, Yaman barat,” dan bahwa pelabuhan Hodeidah juga menjadi sasaran enam serangan udara.
“Agresi tersebut menargetkan sebuah pabrik semen di distrik Bajil di Hodeidah, Yaman barat.” Media itu mencatat bahwa 21 orang terluka dalam penggerebekan di pabrik tersebut.
Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa jet tempur Israel menyerbu Yaman, mengutip para pejabat yang mengatakan 30 jet tempur Israel berpartisipasi dalam serangan tersebut, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.
Sumber keamanan Israel mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa 48 bom dijatuhkan di lebih dari 10 sasaran selama serangan di Yaman, dan menambahkan bahwa pelabuhan Hodeidah mengalami pukulan hebat, menurut sumber tersebut.
Yossi Mekelberg dari Chatham House mengatakan bahwa ketika Israel meningkatkan serangan militer terhadap lawan-lawannya di seluruh Timur Tengah, isu inti yang menjadi inti situasi ini adalah konflik Palestina-Israel.
“Masalahnya adalah lingkaran setan ini dapat meningkat dengan sangat cepat menjadi perang besar-besaran tanpa pemenang,” katanya kepada Aljazirah. “Alih-alih mengurangi skala dan mencapai gencatan senjata, hal ini justru akan memperburuk situasi di Gaza, dan mungkin setelah kunjungan Presiden Trump ke wilayah tersebut, mereka akan menggunakan lebih banyak kekuatan.”
Pertanyaan bagi Israel adalah apa strateginya untuk berperang di semua lini, kata Mikelberg, seraya mencatat bahwa Israel berencana untuk mengambil kendali penuh atas wilayah tersebut. Ia menyatakan sejauh ini belum ada negara Arab yang mampu menghentikan kebrutalan Israel. “Hal ini tidak hanya meresahkan rakyat Palestina, tapi juga meresahkan kawasan ini. Dan saat ini, Anda tidak melihat ada kekuatan di kawasan yang bisa menghentikannya.”