Israel Serang Stasiun TV Iran, Siaran Langsung Terganggu Akibat Ledakan
“Kami telah diberi peringatan evakuasi, tetapi semua orang tetap tinggal sampai saat-saat terakhir untuk menunjukkan wajah sebenarnya dari rezim Zionis kepada dunia,” ungkapnya.
Foad Izadi, profesor hubungan internasional di Universitas Teheran, menyampaikan kekhawatiran akan tingginya jumlah korban.
“Gedung itu sangat besar, dan setiap lantai bisa menampung 200 hingga 300 orang,” kata dia. Ia juga memprediksi akan ada kemarahan luas dari komunitas internasional.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengutuk keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap media telah mencapai titik mengkhawatirkan.
“Kami terkejut oleh serangan terhadap TV pemerintah Iran,” tulis CPJ di X. Mereka menambahkan bahwa impunitas Israel atas pembunuhan jurnalis di Palestina telah membuat mereka berani menargetkan media di tempat lain.
Dalam catatannya, CPJ menyebutkan bahwa setidaknya 178 jurnalis telah tewas di Gaza sejak Oktober 2023, menjadikan konflik tersebut yang paling mematikan bagi insan media dalam sejarah.
Israel bukan pertama kali menargetkan organisasi media. Pada Mei 2021, Israel menghancurkan gedung al-Jalaa di Gaza yang menampung kantor Al Jazeera dan Associated Press.
Tahun berikutnya, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat, yang memicu kecaman internasional luas.