Lonjakan Kasus Covid-19 di Thailand Tembus 28 Ribu dalam Dua Hari, Musim Hujan Jadi Pemicu
Thailand, Infoaceh.net – Kasus Covid-19 di Thailand kembali melonjak signifikan dalam dua hari terakhir.
Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) Thailand melaporkan 10.192 kasus baru pada Senin (2/6), menambah total 18.102 kasus yang tercatat pada Minggu (1/6). Dengan demikian, total kasus baru dalam dua hari mencapai 28.294 kasus.
Kenaikan kasus ini terjadi bersamaan dengan peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia Tenggara lain, termasuk Indonesia, serta negara-negara Asia seperti Hong Kong dan China.
Menurut laporan The Straits Times, mayoritas kasus terbaru (9.304) merupakan pasien rawat jalan, sementara 888 kasus parah yang memerlukan rawat inap dan satu pasien meninggal dunia.
Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis Thailand, Taweesin Visanuyothin, menjelaskan bahwa musim hujan dan dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar menjadi faktor utama lonjakan ini. Selain itu, peningkatan kasus influenza yang memiliki gejala serupa Covid-19 juga ikut berkontribusi.
“Orang dengan risiko rendah biasanya hanya mengalami gejala ringan dan bisa pulih dengan obat bebas seperti penurun demam dan obat batuk. Namun lansia dan anak di bawah satu tahun harus segera periksakan ke rumah sakit,” kata Taweesin.
Wakil Direktur Jenderal DDC, Suthat Chottanapund, menambahkan bahwa pola musiman penyakit pernapasan dan kontak dekat pelajar di sekolah menjadi penyebab utama penyebaran.
Pemerintah Thailand mengimbau masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Vaksin flu juga disarankan terutama untuk kelompok lansia guna mencegah infeksi lanjutan.
Suthat menyebut varian XEC sebagai penyebab utama peningkatan kasus saat ini. Varian ini lebih menular namun gejalanya ringan dan banyak pasien pulih tanpa perawatan intensif.
Sementara itu, Wakil Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis lainnya, Sakan Bunnag, mengingatkan sulitnya membedakan flu dan Covid-19. Jika demam tinggi, sesak napas, kelelahan, atau saturasi oksigen turun, masyarakat wajib mencari pertolongan medis.
Kelompok risiko tinggi meliputi lansia, anak di bawah satu tahun, penderita penyakit kronis, dan ibu hamil. Pasien dengan gejala parah dapat dirawat dengan Remdesivir dan Paxlovid, sedangkan pasien dengan gejala sedang bisa menggunakan Molnupiravir yang diproduksi pemerintah.
Sakan juga menyampaikan tidak ada aturan wajib karantina bagi yang sakit, dan cuti sakit diserahkan pada kebijakan dokter.