Pasca-Serangan AS, Menlu Iran Terbang ke Rusia untuk Pembicaraan Darurat: Klaim Diplomasi “Diledakkan” Washington dan Tel Aviv
Rusia, Infoaceh.net – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan mengunjungi Rusia pada Senin (23/6) untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan ini terkait langsung dengan serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran pada Ahad (22/6).
Berbicara pada konferensi pers di Istanbul Ahad pagi, diplomat top Iran itu mengumumkan akan melakukan konsultasi serius di Moskow. Ia menekankan Rusia adalah “teman Iran” dan mereka menikmati kemitraan strategis.
Araghchi juga menyebut Rusia sebagai penandatangan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran), menggarisbawahi pentingnya kerja sama berkelanjutan.
Sebelumnya, Araghchi mengatakan Israel dan AS telah “meledakkan” diplomasi dengan serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Ia menegaskan, Iran tak bisa lagi dirayu kembali ke perundingan karena bukan mereka yang meninggalkan meja perundingan.
Araghchi merasa heran mengapa Inggris dan Uni Eropa justru meminta Iran ‘kembali’ ke meja perundingan, padahal Iran tak pernah meninggalkannya.
Saat ditanya apakah masih ada ruang untuk diplomasi setelah serangan AS, Araghchi menekankan “tidak sekarang”. “Pintu diplomasi harus selalu terbuka, namun hal tersebut tidak terjadi saat ini,” katanya.
Ia menekankan, Iran harus merespons serangan AS ini berdasarkan hak sah untuk membela diri, sebab serangan itu “merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dimaafkan.”
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan “mayoritas” negara menentang “tindakan Israel dan Amerika Serikat”. Rusia sebelumnya sudah memperingatkan AS untuk tidak ikut menyerang Iran karena dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah dan memicu kehancuran nuklir.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyatakan negaranya tidak ambil bagian dalam serangan AS, seraya mendesak semua pihak menahan diri untuk menghindari eskalasi. Inggris, melalui Menteri Kabinet Jonathan Reynolds, juga mengonfirmasi telah diberitahu AS namun tidak terlibat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan “sangat khawatir” dengan penggunaan kekuatan AS, menyebutnya “eskalasi yang berbahaya.” Ia menyerukan deeskalasi untuk mencegah konflik ini menjadi tidak terkendali.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, juga mendesak semua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan.
Serangan AS terjadi setelah seminggu konflik terbuka antara Israel dan Iran, yang dipicu rentetan serangan Israel terhadap struktur nuklir dan militer Iran sejak 13 Juni. Serangan ini menewaskan beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran. Iran membalas dengan ratusan rudal dan drone.
Presiden Donald Trump mengumumkan “serangan presisi besar-besaran” semalam terhadap situs nuklir Fordow, Isfahan, dan Natanz Iran, mengklaim keberhasilan militer spektakuler.
Organisasi Energi Atom Iran membenarkan serangan tersebut namun menegaskan program nuklirnya tidak akan dihentikan. Fordow, situs bawah tanah yang diyakini sangat aman, diserang menggunakan bom penghancur bunker GBU-57 seberat 30.000 pon, menunjukkan hanya AS yang memiliki amunisi dan pesawat pengebom siluman yang digunakan untuk mengirimkannya.
Trump memperingatkan akan ada serangan tambahan jika Teheran membalas terhadap pasukan AS, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump untuk menyerang.
- Abbas Araghchi
- Abbas Araghchi ke Moskow
- Amerika serang Iran 2025
- Amerika Serikat
- diplomasi Iran
- diplomasi Iran AS gagal
- Eskalasi Konflik
- eskalasi konflik Iran-Israel
- geopolitik Iran
- iran
- Iran Rusia aliansi strategis
- Isfahan
- israel
- JCPOA
- JCPOA dan keruntuhan diplomasi
- Kaja Kallas
- konflik Iran-Israel terbaru
- Kunjungan Menlu Iran ke Rusia
- Medvedev
- Natanz
- netanyahu
- nuklir Iran
- pbb
- perang Iran Israel
- perjanjian nuklir
- Putin dan nuklir Iran
- rusia
- serangan AS ke Iran 2025
- serangan Fordo
- serangan rudal
- serangan rudal ke fasilitas nuklir Iran
- serangan udara AS
- Sergei Ryabkov
- Timur Tengah
- Trump
- Uni Eropa
- update perang Timur Tengah
- Vladimir Putin
- www.infoaceh.net