Pesona Pernikahan Adat Aceh Memikat Hati Tamu Asing di Manila Filipina
MANILA, Infoaceh.net – Sebuah prosesi pernikahan adat Aceh yang digelar di Wisma Duta Besar RI di Manila pada Rabu, 28 Mei 2025 sukses menyedot perhatian para tamu dari berbagai kalangan.
Mengusung tema “Peusijuek: The Blessing of a Beginning”, acara ini tak hanya menyajikan keindahan tradisi Aceh, tetapi juga menyampaikan pesan damai dan harmonis lewat diplomasi budaya.
Pertunjukan dimulai dengan Tari Ranup Lampuan, tarian penyambutan khas Aceh yang penuh keanggunan.
Lima diaspora Indonesia yang menetap di Manila tampil dengan busana adat, mempersembahkan tarian yang memukau sebagai pembuka.
Menariknya, peran orang tua pengantin dimainkan langsung oleh Duta Besar RI Agus Widjojo dan Ibu Ranny Widjojo.
Bagian paling mencuri perhatian adalah ritual Peusijuek—upacara adat Aceh yang sarat simbolisme.
Prosesi ini melibatkan sejumlah tamu kehormatan, termasuk istri Menteri Luar Negeri Filipina, pejabat dari Kementerian Luar Negeri Filipina, tokoh diaspora, hingga diplomat asing.
Sorotan utama datang dari prosesi simulasi pernikahan adat Aceh. Yang membuat momen ini semakin istimewa adalah keterlibatan langsung Duta Besar RI Agus Widjojo dan Ibu Ranny Widjojo, yang memerankan orang tua pengantin dalam simulasi tersebut.
Acara mencapai klimaks saat ritual Peusijuek digelar. Ritual adat ini biasanya dilakukan untuk memberkati awal yang baru—baik pernikahan, perjalanan, hingga penyambutan tamu kehormatan.
Dalam versi ini, sejumlah tamu kehormatan dari Filipina dan negara lain ikut serta dalam ritual, yang dipandu oleh pendamping untuk memastikan setiap tahapan dijalankan sesuai adat.
Simbol-simbol tradisional seperti beras, daun pandan, air, dan bunga digunakan dalam prosesi ini. Masing-masing memiliki makna filosofis: kemakmuran, kesucian, kejernihan, dan keharmonisan.
Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo dalam sambutannya menyampaikan bahwa budaya adalah jembatan yang mempertemukan berbagai bangsa dan memperkuat diplomasi.
Ia menegaskan bahwa KBRI Manila akan terus mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri.
Tak hanya budaya visual dan simbolik yang ditampilkan, lidah para tamu juga dimanjakan oleh ragam kuliner khas Aceh. Mie Aceh, nasi minyeuk, rujak Aceh, roti jala kari, kopi Gayo, dan teh tarik disajikan, menambah kehangatan suasana.
Muna Syarifah, Ketua Perkumpulan Ibu-Ibu Indonesia di Manila (PIMA), yang turut menyelenggarakan acara bersama DWP KBRI Manila, mengungkapkan kebahagiaannya.
“Dua puluh dua tahun lalu saya pernah menjalani prosesi ini di kampung halaman. Hari ini, saya membawanya ke dunia internasional. Rasanya seperti menghidupkan kembali kenangan yang penuh makna,” ujarnya dengan haru.
Sekitar 110 tamu hadir dalam acara ini, termasuk pejabat pemerintah Filipina, kalangan diplomatik, media lokal, hingga komunitas diaspora Indonesia. Semuanya larut dalam suasana hangat dan penuh apresiasi terhadap budaya Indonesia.
Acara ini menjadi bukti bahwa warisan budaya Nusantara mampu menembus batas negara—menginspirasi, mengedukasi, sekaligus mempererat persahabatan antarbangsa.
Sumber: KBRI Manila