Raksasa Teknologi Dunia Dituding Dukung “Ekonomi Genosida” Israel, Microsoft hingga Amazon Masuk Daftar PBB
Infoaceh.net – Laporan terbaru Pelapor Khusus PBB untuk HAM, Francesca Albanese, mengguncang publik internasional. Dipresentasikan di Jenewa, Kamis (3/7/2025), dokumen setebal 63 halaman itu menuding 48 perusahaan global—mulai dari Microsoft, Alphabet (Google), Amazon, hingga Lockheed Martin—turut menopang pendudukan dan agresi Israel di Gaza.
Albanese menyebut kawasan Palestina kini menjadi “ladang uji coba ideal” bagi produsen senjata dan konglomerat teknologi: permintaan tinggi, pengawasan minim, akuntabilitas nihil.
Dalam temuan PBB, kerja sama industri militer Israel untuk jet tempur F‑35 melibatkan 1.600 perusahaan dari delapan negara, termasuk Leonardo S.p.A (Italia) dan FANUC Corporation (Jepang).
Di sektor teknologi, Microsoft, Amazon, dan Google dikatakan memasok layanan cloud dan AI untuk sistem pengawasan biometrik warga Palestina.
IBM tercatat melatih militer dan intel Israel; Palantir memasok algoritma prediktif—Lavender, Gospel, Where’s Daddy?—yang jadi dasar penentuan target serangan.
Alat berat Caterpillar, Volvo, dan HD Hyundai dituding membantu penghancuran rumah serta pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.
Airbnb dan Booking.com masih mengiklankan properti di tanah pendudukan, sementara Drummond Company, Glencore, Bright Dairy & Food, dan Netafim disebut memperkaya infrastruktur energi, logistik, dan agrikultur Israel.
Di balik semuanya, dua raksasa investasi AS—BlackRock dan Vanguard—terbukti memegang porsi saham jumbo di hampir semua perusahaan bermasalah itu.
PBB menyoroti lonjakan anggaran militer Israel 65 persen menjadi US$46,5 miliar—serta kenaikan nilai Bursa Efek Tel Aviv 179 persen—sebagai bukti suburnya “ekonomi genosida”.
Albanese menegaskan perusahaan swasta wajib memeriksa dampak bisnisnya terhadap HAM, bahkan jika negara gagal menegakkan hukum. Singkatnya: laba di atas penderitaan tak lagi bisa ditutup‑tutupi.