Ribuan Warga Israel Serbu Siprus, Oposisi Sebut Sebagai Pendudukan Senyap
NIKOSIA, Infoaceh.net – Situasi mencengangkan terjadi di Siprus. Ribuan warga Israel dilaporkan membanjiri pulau tersebut, membeli properti secara besar-besaran, dan bahkan membangun komunitas eksklusif.
Fenomena ini memicu kekhawatiran serius di kalangan warga serta politisi lokal, bahkan disebut-sebut sebagai “pendudukan senyap” yang mengancam kedaulatan dan identitas nasional Siprus.
“Mereka menduduki kita,” tegas Stefanos Stefanou, Ketua Partai AKEL (Aliansi Sayap Kiri Siprus), dalam kongres partai terbarunya, seperti dikutip dari X MonitorX. “Negara kami sedang diambil dari tangan kami.”
Warga Israel Kuasai Properti Strategis, Bangun “Halaman Belakang” di Eropa
Partai oposisi utama di Siprus, AKEL, menyebut fenomena ini sebagai pembangunan “halaman belakang Israel” di Eropa. Mereka menyoroti maraknya pendirian sekolah Zionis, sinagoga, dan kawasan elit berpagar yang hanya dihuni oleh warga Israel.
“Mereka membeli tanah dalam jumlah besar dan aset ekonomi penting. Ini bukan sekadar migrasi, ini ekspansi sistematis,” ujar Stefanou. “Kita sedang menyaksikan terbentuknya ghetto-ghetto baru di selatan Siprus.”
Eksodus 3 Gelombang: Dari Pandemi hingga Perang Besar
Kehadiran warga Israel di Siprus berkembang pesat dalam tiga gelombang besar, seperti dilansir dari Great Reporter:
- Gelombang Pandemi (2020–2021): Saat lockdown COVID-19, banyak warga Israel kaya melarikan diri ke Siprus yang menawarkan gaya hidup lebih santai dan sistem kesehatan standar Uni Eropa.
- Krisis Yudisial (2023): Reformasi sistem hukum Israel memicu demo besar-besaran, membuat ribuan warga mulai membeli rumah di luar negeri, dengan Siprus menjadi tujuan favorit karena jaraknya hanya 40 menit dari Tel Aviv.
- Perang & Serangan Balasan (2023–2025): Pasca-tragedi 7 Oktober dan serangan rudal Iran ke Tel Aviv dan Haifa, lebih dari 12.000 warga Israel tercatat mencari perlindungan di pusat-pusat komunitas Chabad di Siprus dalam kurun waktu hanya 10 hari.
Data real estat menunjukkan lonjakan pembelian oleh warga Israel sejak 2021:
- Limassol: 1.154 properti (511 dengan sertifikat hak milik)
- Paphos: 1.291 properti (867 sertifikat)
- Larnaca: 1.406 properti (481 sertifikat), terutama dekat bandara dan sinagoga Chabad.
Total, hampir 4.000 properti kini dikuasai oleh warga Israel di Siprus bagian selatan. Fenomena ini bukanlah hal baru; pada Agustus 2023, media Israel Haaretz bahkan telah menerbitkan artikel berjudul: “Israel Kedua? Warga Israel Membanjiri Siprus untuk Membeli Apa Saja yang Mereka Lihat.” Kini, kekhawatiran yang dulu hanya analisis, mulai terlihat nyata: demografi berubah, ekonomi terkonsentrasi, dan identitas nasional dipertanyakan.
Siprus di Persimpangan, Ketegangan Sosial-Politik Meningkat
Siprus dulunya dikenal sebagai tempat netral, aman, dan tenang di Mediterania. Namun, perubahan cepat yang dipicu eksodus warga Israel ini menciptakan ketegangan sosial-politik yang tak bisa diabaikan.