Tentara Penjajah Israel Tewas di Gaza Semakin Banyak, Ratusan Tank Dihancurkan Pejuang Hamas
GAZA – Jumlah tentara pasukan penjajah Israel (IDF) yang tewas dalam serangan darat selepas gencatan senjata pada 1 Desember lalu terus melonjak.
Termasuk putra menteri kabinet Israel dan mantan panglima militer, Gadi Eizenkot, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza. Militer Israel tidak memberikan rincian pasti tentang kematian Gal Meir Eizenkot (25 tahun), selain mengatakan dia tewas dalam pertempuran di Gaza utara.
Sejak dimulainya serangan setelah gencatan senjata, puluhan tentara Israel telah ditewaskan pejuang perlawanan Palestina.
Dilansir Ynetnews, IDF pada Jumat pagi mengumumkan kematian Sersan Mayor (res.) Kobi Dvash (41 tahun) dari Tiberia, seorang prajurit teknik dan Sersan Utama (res); dan Eyal Meir Berkowitz (28) dari Yerusalem, seorang prajurit Brigade ke-699. Mereka terbunuh dalam aksi di Jalur Gaza bagian selatan dan utara.
Kematian mereka menjadikan jumlah korban tewas di pihak IDF dalam pertempuran sejak dimulainya kembali pertempuran menjadi 22 orang. Sejak awal operasi darat bulan lalu, 93 anggota layanan IDF telah tewas. Total 418 orang kehilangan nyawa sejak 7 Oktober.
Angka kematian itu, yang disebut Hamas jauh lebih sedikit dari jumlah sebenarnya, menunjukkan perlawanan sengit yang dilakukan Hamas selepas gencatan senjata.
Dalam sebulan serangan darat hingga gencatan senjata sementara, pasukan Israel yang tewas rerata 2,4 orang perhari. Sedangkan dalam jangka sepekan setelah gencatan selesai, rerata 3,1 prajurit IDF tewas per hari.
Sebuah helikopter Angkatan Udara Israel juga dilaporkan secara tidak sengaja menghantam sebuah rumah di Jalur Gaza yang ditempati oleh tentara IDF, yang mengakibatkan kematian satu orang.
Menghormati keinginan keluarga prajurit yang meninggal, identitasnya masih dirahasiakan.
Insiden tersebut terjadi ketika pasukan darat meminta dukungan udara dari pilot helikopter Apache terhadap teroris yang teridentifikasi di dekatnya.
Pilot, menanggapi seruan tersebut, secara keliru menargetkan gedung yang menampung tentara, kemungkinan besar karena tembakan darat yang salah arah.