GAZA – Peringatan kelompok pejuang Palestina, Hamas untuk menjadikan serangan darat ke Gaza jadi mimpi buruk Israel terus terbukti.
Yang terkini, seorang perwira Israel mengungkapkan bahwa dalam serangan darat sejak 27 Oktober lalu, tentara Israel tewas setiap lima menit di utara dan selatan Jalur Gaza.
Middle East Monitor melansir, perwira bernama Erez Eshel itu berbicara kepada para siswa sekolah Taurat, kemarin. Ia kemudian mendesak mereka untuk mendaftar atau berkontribusi dalam dukungan tentara di tengah perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Jauh lebih banyak dari angka yang dilaporkan pasukan penjajahan Israel (IDF), Erez Eshel menuturkan sejauh ini tercatat 1.300 korban di kalangan tentara.
“Israel kehilangan seorang tentara setiap 5 menit,” kata dia. Sejauh ini, IDF mengumumkan sedikitnya 119 tentara dan perwira tewas di Gaza sejak serangan darat pada 27 Oktober.
Eshel memberi tahu para siswa Torah bahwa mereka harus berkontribusi, sebagian dengan pergi berperang dan sebagian lagi dengan pergi ke pemakaman dan menghibur yang terluka.
Rekaman video itu menunjukkan ketidaksetujuan atas pidatonya dengan beberapa permintaan agar dia mundur.
Pada Sabtu (16/12/2023), Channel 12 Israel melaporkan, 20 tentara tewas dalam pertempuran di Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza, selama seminggu terakhir.
Rabu lalu, tentara penjajah mengumumkan terbunuhnya 10 tentaranya – termasuk perwira dan komandan – dalam penyergapan di lingkungan Shujaiya. Sebagian besar yang tewas berasal dari Brigade Golani, salah satu brigade infanteri paling utama dan terkuat di tentara Israel. Hal itu disampaikan sebagai bagian dari pengumuman serupa dengan intensifikasi pertempuran dengan perlawanan Palestina.
100 kendaraan tempur hancur dalam lima hari
Sementara, juru bicara Brigade Izzuddin al-Qassam, Abu Ubaida, juga mengumumkan capaian pejuang Palestina, kemarin. “Sudah 70 hari sejak dimulainya pertempuran Banjir Al-Aqsa, dan masyarakat kami masih berjuang dalam pertempuran ini, menghadapi perang kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern,” ujarnya.
Ia menekankan, para pejuang Palestina masih terus melakukan perlawanan terhadap angkatan bersenjata lengkap yang dilengkapi dengan senjata mematikan, amunisi, didukung oleh pesawat terbang, kapal perang, dan kendaraan lapis baja, di bawah kedok kekuatan penindasan dan agresi, yang dipimpin oleh pemerintah Amerika Serikat.
“Amerika mengirimkan dukungan kepada entitas ini melalui udara. seolah-olah sedang melawan kekuatan besar di dunia. Namun, para pejuang kita secara heroik berperang dalam pertempuran bersejarah dengan ringan dan bangga. Seluruh dunia melihat bagaimana pejuang kita menghancurkan dan membakar kendaraan lapis baja musuh, membunuh tentara penyerang yang berada di dalamnya.”
Menurutnya, dunia juga melihat bahwa Israel melancarkan serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan aman, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua. Israel, kata Abu Ubaida, juga terlibat dalam penghancuran dan upaya pengungsian, kelaparan, dan penyiksaan dalam kejahatan perang yang jelas dan nyata yang tidak memerlukan investigasi atau pengawasan.
Ia kemudian memerinci, selama lima hari terakhir, pejuang Palestina telah menargetkan lebih dari 100 kendaraan militer di pusat agresi Zionis di Jabalia, Shujaiya, Sheikh Radwan, Al-Zaytoun, wilayah tengah dan di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Dalam lima hari itu Brigade al-Qassam juga telah melakukan sejumlah besar penyergapan terhadap pasukan infanteri IDF di Jabalia, Sheikh Radwan, pusat Al-Shuja’iyya, dan Khan Younis.
Abu Ubaida juga mengatakan bahwa pihaknya memikat pasukan musuh ke dalam bangunan yang telah diidentifikasi sebagai bangunan yang dapat diakses oleh musuh, kemudian meledakkan perangkat anti-personil dan menyerang pasukan tersebut dengan senapan mesin dari jarak dekat. Dalam beberapa operasi, peluru antitank digunakan langsung terhadap tentara Israel.
“Selama operasi ini, pejuang kami menyebabkan banyak kematian dan cedera pada pasukan musuh. Pejuang kami terus-menerus mengamati teriakan dan permohonan bantuan tentara musuh setelah setiap operasi dan reaksi histeris mereka dengan menembakkan peluru dan peluru tanpa tujuan ke segala arah untuk menutupi keadaan teror mereka dan untuk mengambil mayat orang yang tewas dan terluka.”
Pihak Hamas juga memantau sepanjang waktu upaya penyelamatan menggunakan kendaraan dan helikopter melintasi pagar pemisah.
“Pejuang kami semakin percaya bahwa musuh menggunakan tentara bayaran dalam operasinya, yang diklaim sebagai perang eksistensi dan martabat nasional.” (IA)