Ukraina-Rusia Sepakat Tukar Ribuan Tahanan dan Jenazah di Istanbul, Mediasi Turki Berbuah Hasil
Istanbul | Infoaceh.net – Untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, kedua negara menyepakati pertukaran tahanan perang dan jenazah terbesar yang pernah terjadi. Kesepakatan bersejarah itu dicapai dalam pertemuan putaran kedua di Istana Ciragan, Istanbul, Senin (2/6), difasilitasi langsung oleh pemerintah Turki.
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa kesepakatan ini mencakup dua kategori utama: tahanan perang yang terluka parah atau sakit kritis, serta tentara muda berusia 18–25 tahun.
“Kami sepakat melakukan pertukaran ‘semua untuk semua’ bagi prajurit yang sakit parah dan berusia muda. Ini langkah penting dari segi kemanusiaan,” ujar Umerov dalam konferensi pers di Istanbul.
Tak hanya itu, kedua pihak juga menyetujui pertukaran jenazah hingga 6.000 prajurit dari masing-masing kubu. Umerov juga menegaskan tuntutan lebih luas Ukraina, yakni pembebasan seluruh tahanan dan pemulangan anak-anak yang diculik.
Pernyataan senada datang dari Kepala Delegasi Rusia, Vladimir Medinsky, yang menyebut kesepakatan ini sebagai pertukaran tahanan terbesar sepanjang konflik berlangsung.
“Kami telah menyetujui pertukaran tahanan berskala besar—semua untuk semua—bagi prajurit terluka, sakit, dan tentara muda berusia di bawah 25 tahun,” jelas Medinsky.
Medinsky menyebut, jumlah awal pertukaran sedikitnya 1.000 orang dari masing-masing pihak, meski angka itu bisa bertambah setelah proses verifikasi rampung. Ia juga mengumumkan bahwa Rusia siap mengembalikan jenazah 6.000 tentara Ukraina.
Sebagai bagian dari pendekatan kemanusiaan, Medinsky mengatakan Moskow mengusulkan gencatan senjata selama dua hingga tiga hari di sejumlah titik garis depan. Tujuannya adalah memungkinkan masing-masing pihak mengumpulkan jenazah prajurit yang gugur dalam pertempuran.
“Ini adalah inisiatif kami demi kemanusiaan. Kami siap membuka koridor jeda tempur agar para komandan bisa mengevakuasi jenazah rekan mereka,” tambah Medinsky.
Kesepakatan ini menandai keberhasilan diplomatik Turki sebagai salah satu pihak netral yang aktif dalam upaya mediasi antara Moskow dan Kiev. Istanbul menjadi tuan rumah untuk sejumlah perundingan damai sejak konflik berkecamuk, meski hingga kini belum tercapai gencatan senjata permanen.
Putaran kedua pembicaraan ini menunjukkan bahwa ruang kompromi di ranah kemanusiaan masih terbuka, meski pertempuran terus berlangsung di medan tempur timur dan selatan Ukraina.
Kesepakatan tukar tahanan ini membuka harapan akan lebih banyak dialog yang mengarah pada deeskalasi konflik, terutama menjelang musim panas, saat pertempuran biasanya meningkat.