JAKARTA — Pasukan TNI AD dan pasukan AD Amerika Serikat (US Army) melakukan latihan bersama (latma) terbesar bertajuk Garuda Shield Ke-15 Tahun 2021 mulai hari ini, Minggu (1/8/2021). Latma akan berlangsung hingga 14 Agustus.
Program ini digagas Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.
TNI AD menjelaskan, latihan digelar di tiga daerah latihan, yaitu Baturaja (OKU, Sumsel), Makalisung (Minahasa Utara, Sulut), dan Amborawang (Kukar, Kaltim).
Tentara AS telah berdatangan ke Indonesia secara bergelombang sejak pekan lalu bersama piranti perang mereka.
Dilansir dari Kumparan, jumlah personel yang terlibat dalam Garuda Shield 15/2021 cukup banyak, yaitu 2.246 personel TNI AD dan 2.282 personel US Army. Latihan ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kerja sama militer AD kedua negara, yang diiniasi oleh KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa bersama mitranya.
Adapun materi latma adalah latihan lapangan, menembak, medis, dan penerbangan.
Sebelum latihan bersama resmi dibuka hari ini, kedua pihak melakukan koordinasi. Seperti di bawah ini, mereka merencanakan operasi militer lewat penerbangan gabungan.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa berharap latihan ini bisa memperkuat kerja sama TNI – AD dengan pihak US Army.
Terkait kegiatan itu, Komandan Kodiklat Angkatan Darat Letjen TNI AM Putranto mengatakan program Latma ini berlangsung di tiga titik Daerah Latihan (Rahlat), yakni rahlat Pusat Latihan Tempur Baturaja, rahlat Makalisung, dan rahlat Amborawang dan akan dilaksanakan secara serentak pada 1 – 14 Agustus 2021.
Untuk terselenggaranya kegiatan tersebut, Putranto memastikan pihaknya telah menyiapkan seluruh fasilitas di tiga Rahlat yang akan digunakan.
“Khusus untuk Kodam VI, perubahannya sangat signifikan, dari Amborawang termasuk akomodasi sangat baik, dan dari Pangdam sudah maksimal untuk membantu. Dan diharapkan satu minggu sebelumnya sudah bisa selesai,” ujar Putranto dalam keterangannya yang disampaikan melalui Kanal YouTube TNI AS, pekan lalu.
Lebih lanjut, Putranto menambahkan bahwa hingga kini kegiatan penyiapan medan latihan secara umum sudah mencapai 80 persen.
Dalam latihan tersebut, kata Putranto, nantinya akan ada penambahan personel penerjun dari pihak Amerika Serikat yang semula sebanyak 300 orang menjadi sekitar 670 orang.
“Kemudian untuk kegiatan latihan secara umum sudah 80 persen, seminggu terakhir sudah kami tinjau bersama dengan Pussenif. Hanya yang menjadi perhatian hanya penambahan personel untuk terjun, terjun ini semula 300 sekarang jadi 670,” ungkap Putranto.
Menanggapi hal tersebut, Jenderal TNI Andika Perkasa meminta agar dilakukan pengecekan ulang terhadap landing zone atau daerah pendaratan para penerjun.
Pengecekan, dimaksudkan Andika agar nantinya lokasi pendaratan dapat sesuai dengan spesifikasi heli black hawk yang sedianya juga akan turut serta dalam latihan tersebut.
“Pastikan ada tim dari Penerbad yang akan mengecek, khususnya pendaratan heli black hawk mereka. Oleh karena itu kalau ada yang perlu perkuatan, kita harus segera siapkan,’ kata Andika.
Kepada jajarannya, Andika berpesan untuk tidak terlalu tegang mengikuti latihan gabungan tersebut. Ia berharap latihan justru dapat dimanfaatkan jajaran TNI AD untuk memperluas networking termasuk menambah pengetahuan berkaitan rencana dan taktik militer.
“Intinya, tujuannya ini adalah lebih ke persahabatan, gitu aja. Enggak usah terlalu pusing dengan materi segala macem, yang penting kita bersahabat, teman baru, networking, sambil liat mereka itu gimana,” tutupnya. (IA)