Dominasi Eropa-Amerika di Piala Dunia Antarklub 2025, Al Hilal Jadi Harapan Terakhir Asia Lolos Knockout
“Campur Tangan” Eropa
Melawan Real, mereka sama sekali tidak merasa inferior di hadapan lawan yang memiliki koleksi trofi kelas berat di berbagai level. Al Hilal mengimbangi Madrid dengan baik, mulai dari penguasaan bola sampai menekan pertahanan lawan. Menghadapi Salzburg, permainan Al Hilal malah lebih baik lagi, yang ditunjukkan dari statistik penguasaan bola dan penciptaan peluang.
Semua statistik ini menjadi petunjuk bahwa Al Hilal bisa menuntaskan fase grup dengan cerita kemenangan dari Pachuca. Penampilan mereka di Amerika Serikat ini tak saja membanggakan Arab Saudi, tapi juga menyelamatkan muka sepak bola Asia, yang sejauh ini tak bisa berbuat banyak di hadapan tim-tim Eropa dan Amerika.
Padahal di level timnas, tim-tim Asia selalu siap mengejutkan siapa pun, khususnya Jepang dan Korea Selatan. Itu tak terjadi pada level klub. Petunjuknya bisa dilihat dari perjalanan Ulsan FC dan Urawa Red Diamonds selama Piala Dunia Antarklub 2025.
Di level klub, tanpa “campur tangan” Eropa, tim-tim Jepang dan Korea Selatan ternyata tak bisa berbuat banyak dalam sebuah turnamen interkontinental seperti Piala Dunia Antarklub ini. Sebaliknya, injeksi pemain-pemain keluaran kompetisi Eropa, membuat timnas kedua negara itu, menggila di mana-mana, tak hanya di Asia. Itu berbeda di tingkat klub. Mereka seperti jalan di tempat.
Ulsan selalu kalah dalam tiga pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025. Urawa pun begitu, mereka sudah dua kali kalah dari dua laga pertamanya. Tim Korea Selatan dan Jepang itu gagal ke 16 besar. Tak seperti timnas mereka yang bertabur pemain-pemain jebolan Eropa, baik Ulsan maupun Urawa bukan tim yang memiliki skuad bertabur pemain-pemain yang terbiasa dengan atmosfer tinggi di Eropa.
Situasi itu berbeda 180 derajat dengan Arab Saudi.
Membuahkan Hasil
Jika timnas mereka diisi para pemain lokal, maka klub-klub Saudi, termasuk Al Hilal, banyak diisi pemain-pemain bintang yang berpengalaman bermain di Eropa, selain juga dari Amerika Latin dan Afrika.
Karena komposisi itu pula mereka menjadi terlihat satu level dengan tim-tim Eropa, sampai bisa mengimbangi Real Madrid dan Salzburg. Hal ini menguatkan pandangan bahwa tanpa injeksi sepak bola Eropa, kawasan-kawasan lain kecuali Amerika, masih terlalu sulit menembus dominasi Eropa.