Lamine Yamal Tuai Kritik Usai Portugal Juara UEFA Nations League, Tak Hormat Saat Perayaan?
Munich, Infoaceh.net – Bintang muda Timnas Spanyol, Lamine Yamal, tengah menjadi sorotan usai laga final UEFA Nations League 2025. Aksinya yang dinilai tidak menghormati perayaan kemenangan Timnas Portugal menuai kritik tajam di media sosial.
Pertandingan final yang berlangsung di Allianz Arena, Munich, Jerman, pada Senin (9/6/2025) dini hari WIB itu berakhir dramatis lewat adu penalti. Spanyol harus mengakui keunggulan Portugal yang akhirnya keluar sebagai juara.
Namun, yang jadi perbincangan hangat bukan hanya kekalahan Spanyol, melainkan sikap Yamal yang terekam kamera tidak memberikan tepuk tangan atau penghormatan kepada para pemain Portugal, berbeda dengan rekan-rekannya di Timnas Spanyol.
Selain dianggap tak hormat saat Portugal mengangkat trofi, pemain berusia 17 tahun itu juga langsung menuju ruang ganti ketika rekan-rekannya masih bertahan di lapangan menyaksikan selebrasi sang juara.
Sikap ini sontak menuai kecaman dari netizen. Banyak yang menyayangkan ketidakhadirannya dalam momen sportivitas di panggung internasional.
Namun, tak sedikit pula yang membela Yamal. Mereka menilai wajar jika seorang pemain muda menunjukkan kekecewaan usai gagal merebut gelar.
“Dia masih 17 tahun, emosional, dan punya ekspektasi besar di final ini,” tulis salah satu akun pendukung Spanyol di platform X.
Spekulasi lain muncul terkait penyebab kekecewaan Yamal. Penyerang Barcelona itu ditarik keluar oleh pelatih Luis de la Fuente pada menit ke-105, digantikan oleh Yeremy Pino. Artinya, Yamal tak bisa ambil bagian dalam babak adu penalti yang menentukan.
Penggemar menyebut pergantian itu bisa jadi salah satu pemicu frustrasi sang pemain. Apalagi, Yamal datang ke turnamen ini dengan status rising star dan digadang-gadang bakal bersinar di laga final.
Meski begitu, pengamat sepak bola menilai sikap profesional tetap harus dijunjung tinggi di level internasional.
“Perayaan lawan adalah bagian dari respek terhadap olahraga. Kecewa boleh, tapi sportivitas jangan hilang,” ujar seorang analis kepada Sport Bible.