Persiraja Juga Laporkan PSMS ke PSSI Terkait Provokasi dan Protes Gol yang Dianulir Wasit
Banda Aceh — Persiraja Banda Aceh juga melaporkan PSMS Medan ke PSSI terkait pecahnya kericuhan pascalaga panas kedua tim pada pertandingan lanjutan Grup A Liga 2 pada Sabtu malam (18/11/23).
Diketahui, duel dalam laga lanjutan Grup 1 Liga 2 2023/24 di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya Banda Aceh yang berakhir imbang tanpa gol tersebut, akhirnya pecah dengan kericuhan usai penonton melempar botol air mineral ke lapangan dan bench PSMS.
Laga panas ini juga diwarnai dengan hujan kartu dari wasit Irfan Wahyu Wijanarko. Ia mengeluarkan 12 kartu kuning dan satu kartu merah (dari akumulasi kartu kuning pemain Persiraja) dari kantongnya.
Kapten PSMS, Rachmad Hidayat, yang mencoba masuk berjalan ke ruang ganti pemain, mengaku dipukul di lorong stadion sehingga terlihat luka memar di bagian kening.
Tak sampai di situ, skuad Ayam Kinantan, julukan PSMS, ‘tersandera’ di dalam stadion kurang lebih dua jam lamanya tak bisa pulang kembali ke hotel, karena di luar stadion penonton sudah mengepung.
Akibat kejadian tersebut, Manajemen PSMS dikabarkan sudah mengajukan surat ke PSSI, agar Laskar Rencong, julukan Persiraja, diberi sanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Tak mau kalah, Manajemen Persiraja rupanya juga melaporkan pihak PSMS ke PSSI akibat peristiwa yang terjadi dan dialami yang merugikan Persiraja.
Hal itu disampaikan langsung Presiden klub Persiraja, Nazaruddin Dek Gam, kepada wartawan di Banda Aceh, Senin (20/11).
Menurutnya, kericuhan terjadi berawal dari dianulirnya gol Persiraja sehingga penonton merasa tak puas. Selain itu, ia menilai karena pihak PSMS yang duluan melakukan provokasi ke pihak Persiraja.
“Kami laporkan juga (PSMS), kami kirimkan laporan fakta-fakta, bisa dilihat tidak ada karang mengarang. Soal pancingan (provokasi) dari mereka, awal keributan ya pancingan dari mereka, mereka yang buat ulah,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Dek Gam ini mengatakan, sejatinya berusaha meredam situasi dengan dirinya tidak bereaksi usai pertandingan. Karena kalau dia merespon, kejadian lebih parah yang tak diinginkan bisa saja terjadi.
“Bisa-bisa dibakar stadion, karenanya saya diam saja (usai pertandingan),” timpal pria yang juga berprofesi sebagai Anggota DPR-RI dari Aceh tersebut.
Bahkan, lanjut Dek Gam, kericuhan yang terjadi tersebut tidak akan terjadi jika kedua tim sama-sama meredam tensi dan tidak melakukan provokasi.
Apalagi, pertemuan PSMS dan Persiraja tidak hanya akan berhenti di sini, bakal bertemu lagi musim-musim berikutnya.
“Sama-sama kita menurunkan tensi masing-masing suporter, pemain. Karena permainan 90 menit, selebihnya kita bersaudara. Salah satunya berharap pemain kita jangan sampai memancing (provokasi), karena kita bakal ketemu lagi,” pungkasnya.
Tim Persiraja Banda Aceh merasa sangat dirugikan dengan ulah perangkat pertandingan, wasit yang menganulir gol Persiraja yang jelas sekali tidak offside dalam laga itu.
Karena diketahui, Persiraja bisa meraih tiga poin jika gol tersebut disahkan, Senin (20/11). Selain wasit, ofisial tim PSMS Medan dan pemain juga melakukan provokasi berlebihan kepada penonton yang hadir di Stadion Harapan Bangsa.
Hingga memancing kerusuhan antara penonton Aceh dan tim PSMS Medan.
“Hari ini sudah kita kirim surat protes atas kepemimpinan wasit dan hakim garis, itu bola jelas onside, dia bilang offside,” kata Dek Gam.
“Terus dikasih lagi kartu merahnya, kelewatan dia, memancing keributan,” tambahnya.
Diketahui, dalam laga lanjutan Grup 1 Liga 2 2023/24 yang berakhir imbang 0-0 itu terjadi kericuhan dengan penonton melakukan aksi lempar botol air mineral ke lapangan dan bench pemain PSMS.
Atas insiden tersebut, Nazaruddin tak terima Persiraja disalahkan 100 persen, termasuk soal massa yang memadati luar stadion hingga skuad Ayam Kinantan, julukan PSMS, ‘tersandera’ di dalam stadion kurang lebih dua jam lamanya.
Pria yang akrab disapa Dek Gam itu menjelaskan, pemicu kericuhan adalah kepemimpinan wasit atau kelirunya keputusan hakim garis.
Dia menyoal gol bomber asing Persiraja, Mahamane Toure (Mali), pada menit 50 yang dianulir karena dinilai offside.
“Pemicunya hakim garis, gol Persiraja menurutnya offside ternyata bolanya tidak offside. Kami meminta ke PSSI untuk ya menindak wasit tersebut. Awalnya (kericuhan) dari wasit,” ujar Dek Gam.
Selain wasit, dia menyinggung aksi oknum ofisial PSMS yang memancing emosi penonton, karena dinilainya sengaja menunda laga hingga memicu aksi pelemparan botol ke tim tamu saat injury time.
“Terjadi pancingan emosi dari PSMS yang dilakukan ofisial mereka. Lemparan botol akibat dipancing, kalau enggak dipancing enggak terjadi. Harus lihat video awal. Duluan ofisial PSMS yang mancing penonton,” pungkasnya. (IA)