INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Berani Blokir Instagram, Turki Punya Kedaulatan Digital

Last updated: Minggu, 4 Agustus 2024 06:38 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 8 Menit
Img 20240804 Wa0000
SHARE

Oleh: Teuku Farhan*

Tindakan Turki untuk memblokir Instagram setelah platform tersebut menghapus postingan Menteri Komunikasi Turki yang berisi ucapan dukacita atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, merupakan langkah yang kontroversial dan memicu berbagai reaksi di dalam maupun luar negeri.

Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI
Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI

Langkah ini mencerminkan ketegangan yang terus berlangsung antara kebebasan berekspresi dan kebijakan pemerintah terhadap platform media sosial.

- ADVERTISEMENT -

Pengguna Instagram di Turki kembali tak bisa mengakses jaringan media sosial itu pada Sabtu (3/8/2024), usai pemerintah memblokir dan menuduh Instagram melakukan penyensoran.

Pada Jum’at (2/8/2024), badan komunikasi BTK mengumumkan di situs bahwa platform milik Meta telah dibekukan, tanpa memberikan alasan apa pun.

- ADVERTISEMENT -
Aceh di Persimpangan Tambang: Lepas dari Mulut Buaya, Diterkam Mulut Harimau

Namun Menteri Transportasi dan Infrastruktur Abdulkadir Uraloglu pada hari yang sama mengatakan, Instagram telah mengabaikan tuntutan pemerintah untuk menghapus unggahan tertentu.

“Negara kami memiliki nilai dan kepekaan. Meskipun kami telah memperingatkan, mereka tidak mengurus konten kriminal,” ujar Uraloglu.

“Kami memblokir akses. Jika mereka menaati hukum kami, kami akan mencabut larangan tersebut.”

Kereta Api Cut Meutia dan Mimpi Rel Panjang Aceh yang Belum Tuntas

Ismail Haniyeh, Pemimpin Pejuang Kemerdekaan Palestina

- ADVERTISEMENT -

Pertama, kita perlu melihat alasan di balik keputusan Turki untuk memblokir Instagram. Turki, di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdoğan, telah dikenal sering mengambil tindakan tegas terhadap media sosial yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan nasional.

Dalam kasus ini, penghapusan postingan tersebut oleh Instagram dianggap sebagai bentuk sensor yang tidak dapat diterima oleh pemerintah Turki. Ucapan dukacita terhadap Ismail Haniyeh, yang oleh beberapa negara muslim dan non-muslim dianggap sebagai pemimpin pejuang kemerdekaan Palestina memiliki dimensi diplomatik dan emosional bagi pemerintah Turki dan pendukungnya.

Ismail Haniyeh adalah tokoh penting dalam Hamas, sebuah organisasi yang berbasis di Gaza dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya.

Namun, Turki memiliki hubungan yang lebih kompleks dengan Hamas, sering kali mendukung kelompok ini dalam konteks pejajahan Israel atas tanah Palestina. Turki dan beberapa negara lain juga mencap Israel sebagai entitas teroris yang lebih berbahaya dari nazi dilindungi sekutunya Amerika.

Ucapan dukacita dari Menteri Komunikasi Turki mungkin dianggap sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Turki yang lebih luas dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Kebijakan sesuai standar komunitas Zionis?

Keputusan Instagram untuk menghapus postingan tersebut kemungkinan besar didasarkan pada kebijakan platform terhadap konten yang berkaitan dengan organisasi teroris.

Media sosial seperti Instagram memiliki pedoman ketat tentang apa yang boleh dan tidak boleh diposting, terutama yang berkaitan dengan kelompok yang dianggap teroris oleh komunitas internasional.

Dalam hal ini, Instagram mungkin berpendapat bahwa postingan tersebut melanggar kebijakan mereka dan oleh karena itu harus dihapus. Dalam kebijakannya disebut jenis organisasi yang ditentukan oleh Amerika sebagai organisasi teroris termasuk didalamnya.

Ini membuktikan Instagram tidak setia mewakili komunitas pengguna tapi komunitas investor dan zionis internasional. Kebebasan berekspresi hanyalah kebohongan karena hanya sesuai dengan keberpihakannya kepada zionis.

Sedangkan berpihak kepada zionis sama dengan berpihak kepada kejahatan. Pembantai puluhan ribu warga Gaza.

Namun, tindakan Turki memblokir Instagram juga membawa beberapa implikasi penting.

Pertama, ini menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berekspresi dan sensor di era digital.

Di satu sisi, pemerintah Turki mungkin berpendapat mereka melindungi kepentingan nasional dan hak berekspresi warganya. Di sisi lain, memblokir platform media sosial utama bisa dilihat sebagai bentuk perlindungan Turki terhadap kedaulatan digital yang membatasi akses informasi bagi jutaan pengguna.

Menurut media Turki, 50 juta dari 85 juta penduduk negara itu memiliki akun Instagram.

Selain itu, tindakan ini juga mempengaruhi hubungan antara pemerintah Turki dan perusahaan teknologi global. Perusahaan seperti Facebook, yang memiliki Instagram, harus berhadapan dengan berbagai peraturan nasional yang berbeda, sering kali berlawanan dengan prinsip kebebasan berekspresi yang mereka junjung.

Memblokir platform dapat memaksa perusahaan-perusahaan ini untuk mempertimbangkan kembali operasi mereka di negara-negara dengan kebijakan ketat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi bisnis dan keuntungan mereka.

Dari perspektif internasional, langkah Turki ini dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kedaulatan digitalnya. Banyak negara di dunia kini menghadapi tantangan yang sama dalam mengelola konten digital yang dianggap berbahaya atau tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.

Memblokir platform mungkin bukan solusi ideal, tetapi ini mempertegas bahwa pemerintah memiliki otoritas dan dapat mengambil peran mengontrol narasi yang beredar di platform media sosial yang mendukung kejahatan genosida seperti yang dilakukan grup Meta (Instagram, Facebook).

Platform Instagram ini juga mencederai suara kelompok-kelompok hak asasi manusia dan kebebasan pers yang melihat tindakan seperti ini sebagai ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

Mereka berpendapat bahwa sensor dan pemblokiran konten hanya akan menambah represi terhadap suara-suara yang berbeda dan mengurangi ruang untuk diskusi publik yang sehat. Dalam jangka panjang, ini bisa merugikan demokrasi dan kebebasan individu.

Perang media sosial dalam konteks membela Palestina bukanlah hal baru. Selama bertahun-tahun, berbagai platform media sosial telah menjadi medan pertempuran bagi berbagai pihak yang memperjuangkan narasi mereka masing-masing.

Bagi pendukung Palestina, media sosial adalah alat yang kuat untuk menyebarkan informasi, menggalang dukungan, dan menunjukkan realitas genosida kelompok kriminal zionis Israel yang sering kali diabaikan oleh media arus utama.

Postingan tentang situasi genosida di Gaza, pengusiran di Sheikh Jarrah, dan serangan di Masjid Al-Aqsa telah menjadi viral, membangkitkan solidaritas internasional.

Namun, media sosial juga menjadi alat bagi negara dan kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. Penghapusan konten, pelabelan berita sebagai “misinformasi,” dan algoritma yang membatasi jangkauan postingan tertentu sering kali dianggap sebagai bentuk sensor yang mengekang kebebasan berekspresi.

Dalam konteks ini, langkah Turki memblokir Instagram dapat dilihat sebagai bagian dari perang media sosial yang lebih besar, di mana pemerintah berusaha melindungi kedaulatan digital, narasi yang mereka dukung dan menentang apa yang mereka anggap sebagai sensor yang tidak adil.

Turki, sebagai negara yang memiliki posisi strategis di antara Timur dan Barat, sering kali berada di persimpangan kebijakan internasional yang rumit.

Keputusan untuk memblokir Instagram karena penghapusan postingan ucapan dukacita terhadap Ismail Haniyeh mencerminkan dinamika ini. Ini menunjukkan bagaimana isu-isu lokal dapat berdampak global, terutama di era digital saat ini di mana batas-batas geografis menjadi semakin kabur.

Langkah Turki memblokir Instagram adalah refleksi dari ketegangan yang lebih luas antara kebebasan berekspresi, kebijakan pemerintah, dan regulasi platform media sosial. Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara dalam mengelola konten digital yang kompleks dan sering kali kontroversial.

Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai upaya untuk melindungi kepentingan nasional dan kebebasan berekspresi lokal.

Di sisi lain, ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang sensor, kebebasan pers, dan dampaknya terhadap demokrasi. Langkah ini tidak hanya relevan bagi Turki, tetapi juga bagi banyak negara yang menghadapi tantangan serupa dalam era digital ini. Langkah Turki patut ditiru oleh negara lain yang merasa memiliki memiliki kedaulatan digital atau sebaliknya tetap menjadi negara yang “dijajah”.

*Penulis adalah Praktisi IT

Previous Article 07e281e5 D985 4805 B1fb Ffd321898af8 Muhammad Iswanto Minta Bandara SIM Beri Pelayanan Terbaik Tamu PON di Aceh
Next Article 2609ec6b 19fc 4b3b 92e7 Ffb84b006192 Penetapan Hari Jadi Pidie Suatu Kebanggaan

Populer

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu USK Prof Dr Ir Suhendrayatna MEng
Pendidikan
USK Klarifikasi Soal Akreditasi Unggul Hilang di Laman BAN-PT
Selasa, 21 Oktober 2025
Panitia Pemilihan Rektor (PPR) Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menutup pendaftaran bakal calon rektor periode 2026–2031 pada Selasa, 21 Oktober 2025, pukul 17.00 WIB.
Pendidikan
Pendaftaran Ditutup, Ini Delapan Bakal Calon Rektor USK 2026–2031
Rabu, 22 Oktober 2025
Serah terima personel Satpol PP-WH Aceh yang ditempatkan di jajaran Dinas Sosial Aceh
Aceh
Satpol PP–WH Perkuat Barisan Pelayanan Sosial Dinsos Aceh
Rabu, 22 Oktober 2025
Petugas Satpol PP-WH Banda Aceh menertibkan dua unit odong-odong berukuran besar yang terparkir sembarangan di bahu jalan. (Foto: Ist)
Aceh
Satpol PP-WH Banda Aceh Tertibkan Dua Odong-odong Parkir Sembarangan
Selasa, 21 Oktober 2025
Rektor USK Prof Dr Ir Marwan melepas 9 mahasiswa yang akan mengikuti program internasional di 4 perguruan tinggi luar negeri, Selasa, 21 Oktober 2025.
Pendidikan
Rektor Lepas 9 Mahasiswa USK Ikut Program Internasional di 4 Perguruan Tinggi Luar Negeri
Rabu, 22 Oktober 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
BANK ACEH HUT TNI NEW

Berita Lainnya

Ilustrasi
Opini

Fenomena Purbaya, Ketika Pejabat Berani Berkata Jujur Dianggap Aneh

Minggu, 19 Oktober 2025
Hanzirwansyah
Opini

Kejernihan Hati di Zaman Penuh Kepura-puraan

Sabtu, 18 Oktober 2025
Opini

Setahun Prabowo Memimpin: Antara Bayang Legacy dan Bayangan Kekuasaan

Rabu, 15 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Hukum Mati di Tangan Hakim: Ketika Meja Hijau Berubah Jadi Meja Transaksi

Senin, 13 Oktober 2025
Opini

Legalisasi Tambang Rakyat: Jalan Keadilan Menyerap Tenaga Kerja dan Memperluas PAD

Sabtu, 11 Oktober 2025
Opini

Gubernur Bobby yang Gagal Paham

Minggu, 5 Oktober 2025
Opini

Komunikasi Publik Umpama Pedang Bermata Dua: Bisa Bangun atau Hancurkan Aceh

Sabtu, 4 Oktober 2025
Aceh gelap gulita akibat padamnya listrik yang mengalami gangguan pasokan. (Foto: Ist)
Opini

Aceh Anak Tiri Republik: Dari Krisis Listrik hingga Antri BBM

Kamis, 2 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?