Dedi Mulyadi Omon-omon Kekuasaan
Justru dalam keterangannya, Pramono siap duduk bersama membahas solusi lintas wilayah, termasuk kemungkinan kerja sama membenahi infrastruktur Parung Panjang.
Inilah beda antara politikus yang sibuk membangun citra dan pemimpin yang sibuk membangun solusi.
Fakta lain yang tak bisa disangkal: Jakarta justru sering membantu wilayah sekitarnya. Mulai dari hibah transportasi untuk Bekasi, pembangunan konektivitas antardaerah, hingga dukungan kebijakan sosial-ekonomi untuk kawasan aglomerasi.
Tapi semua itu seperti dilupakan demi narasi sesaat yang menyelamatkan reputasi sementara.
Sayangnya, reputasi tidak dibangun dengan tudingan. Ia dibangun dengan tindakan.
KDM seharusnya belajar dari sejarah: publik tak akan ingat seberapa sering seorang pemimpin tampil di media, tapi mereka tak akan lupa bagaimana rasanya ditinggal saat kesulitan.
Jika Gubernur hanya bisa mengeluh, menyindir, dan menuding, tanpa membenahi sistem birokrasi atau memperbaiki tata kelola pembangunan, maka jabatan itu kehilangan makna. Yang tersisa hanyalah omon-omon kekuasaan.
Dan masyarakat, pada akhirnya, tidak butuh pemimpin yang pandai menyalahkan. Mereka butuh pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah.
(Penulis adalah wartawan/Wakil Sekretaris Kahmi Jaya)
- Dedi Mulyadi
- Gubernur Jawa Barat
- Gubernur saling tuding
- hubungan Jakarta-Bogor
- Infrastruktur Bogor
- Jalan Rusak Parung Panjang
- krisis kepemimpinan
- kritik Dedi Mulyadi
- opini politik Jawa Barat
- Parung Panjang truk tambang
- pemprov jabar
- politik pencitraan
- Pramono Anung Jakarta
- tanggung jawab jalan rusak
- www.infoaceh.net