Demokrasi Berdaulat Kekuasaan
Hal mana lebih disebabkan karena masih adanya anggapan bahwa kebenaran akan menjadi penghalang untuk melanggengkan kepentingan-kepentingan jangka pendek.
Sehingga tak hayal pesan-pesan kebenaran yang hendak dihadirkan di ruang publik cenderung menjadi sia-sia.
Laksana meneteskan segenggam gula ke dalam air di cawan yang besar, tidak memberi efek sama sekali, selain hanya sekedar untuk menghambarkan belaka.
Tak dapat dipungkiri, akibatnya ketika kita menjalankan demokrasi, yang berdaulat justru kekuasaan dengan segala kepentingannya, bukannya rakyat sebagaimana yang kita pahami dan pelajari melalui “kitab-kitab” klasik tentang demokrasi.
Kita seakan-akan berpura-pura saja berdemokrasi, sesungguhnya muatan yang ada di dalamnya jauh dari harapan demokrasi itu sendiri, bahkan kian hari semakin jauh, dan jauh sekali.
Suatu ketika dalam obrolan ringan, seorang sahabat saya mengatakan, “Seseorang kalau ada kepentingan bisa hilang cerdasnya”.
Saya jadi teringat kembali ungkapan spontan dari seorang sahabat itu, mungkin ada benarnya apa yang dia katakan.
Bahkan dalam kenyataannya kepentingan bukan hanya sekedar menggerus kecerdasan seseorang, bahkan lebih jauh lagi dapat mengaburkan rasionalitas dan cenderung membutakan hati akan nilai-nilai kebenaran.
Era reformasi cenderung telah membawa kita pada iklim demokrasi yang lebih bebas dan terbuka.
Namun ironinya waham politik yang kita miliki agaknya belum sanggup menerima perubahan-perubahan fundamental yang datang tiba-tiba.
Sehingga setelah lebih dari dua dasawarsa reformasi bergulir, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi, kecuali hanya iklim yang lebih bebas dan terbuka itu, yang akhirnya justru membawa kita pada ketidak-teraturan dalam menjalankan demokrasi. Dan itulah agaknya yang sedang terjadi saat ini.
Inikah yang kita harapkan dari reformasi yang kita sambut dengan gegap-gempita itu, tentu tidak.
Bukankah gagasan tentang reformasi itu lahir dan terdorong oleh keinginan tokoh-tokoh yang memiliki concern untuk membebaskan bangsa ini dari kebuntuan-kebuntuan demokrasi dimasa lampau.