INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

EKONOMI ACEH MASA PANDEMI

Last updated: Jumat, 22 Mei 2020 14:45 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 8 Menit
SHARE
Rustam Effendi
Lektor Kepala FEB Unsyiah &
Pengamat Ekonomi

Rilis BPS untuk periode Kuartal I 2020 menunjukkan pandemi COVID-19 mulai berpengaruh terhadap kinerja perekonomian nasional dan daerah. Ekonomi nasional selama Kuartal I 2020 mengalami kontraksi atau pengecurutan pertumbuhan yang signifikan. Hanya tumbuh 2,97 persen (year on year), meleset jauh dari yang ditargetkan pemerintah (4,5-4,9 persen). Artinya, terjadi deviasi sebesar 1,53-1,93 poin. Sepanjang catatan sejarah pertumbuhan selama hampir 20 tahun terakhir, capaian pada Kuartal I 2020 ini merupakan yang terendah.

Terkontraksinya pertumbuhan tentu berimplikasi terhadap jumlah pengangguran. Data Februari 2020, jumlah mereka yang menganggur bertambah sebanyak 1,73 juta orang. Akibatnya, angka pengangguran meningkat menjadi 6,88 juta orang.

Aceh dan Luka yang Tak Pernah Benar-benar Sembuh dalam Republik Indonesia

BPS Aceh juga merilis kondisi yang sejalan dengan capaian nasional. Ekonomi Aceh untuk Kuartal I 2020 hanya tumbuh 3,17 persen, lebih rendah dibanding periode sebelumnya (y o y) sebesar 3,88 persen.

- ADVERTISEMENT -

Adalah faktor pandemi COVID-19 yang membuat terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional dan regional (Aceh). Di Aceh, pandemi Covid-19 telah memukul mundur gerakan sejumlah lapangan usaha ekonomi. Nilai tambah dari beberapa lapangan usaha seperti administrasi pemerintahan, kontruksi, jasa pendidikan, industri pengolahan, termasuk pengadaan air, menurun amat signifikan, yakni rata-rata minus sekitar 14,0 persen. Padahal, selama ini sangat dominan kontribusinya dalam perekonomian daerah.

Di sisi lain, adanya pandemi telah membuka ruang gerak lapangan usaha lainnya, khususnya informasi dan komunikasi yang tumbuh 7,28 persen selama Kuartal I 2020 ini. Beberapa lapangan usaha lainnya seperti pertanian, kehutanan, perikanan, pengadaan listrik dan gas, dan real estate juga tumbuh, meski tidak setinggi lapangan usaha infokom.

- ADVERTISEMENT -
Menjaga Damai di Tengah Bencana, Menahan Diri dari Segala Provokasi

Namun demikian, jika pandemi COVID-19 terus berlanjut seperti saat artikel ini ditulis, perkiraan buruk akan terjadi dan sulit dihindari. Se
Lapangan usaha yang masih tumbuh positif dapat berbalik dan ikut terkontraksi. Dan jika ini benar adanya, maka capaian pertumbuhan ekonomi Aceh pada Kuartal II 2020 diperkirakan akan terkontraksi lebih dalam lagi.

Kondisi ini tidak berbeda dengan yang dialami perekonomian nasional. Akhir Tahun 2020 ekonomi nasional, seperti diperkirakan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, akan terkontraksi dengan skenario terburuk, yakni minus 0,4 persen. Untuk Aceh, pertumbuhan ekonomi pada akhir Tahun 2020 pun diperkirakan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Lalu, bagaimana? Tidaklah mudah mendongkrak kinerja perekonomian dalam masa pandemi ini. Sukar rasanya meramu kebijakan yang sempurna seperti dalam situasi normal, khususnya dalam mengoptimalkan proses produksi dan menjamin kelancaran arus distribusi. Dalam situasi yang sama, harus juga diformulasi kebijakan yang mampu menggairahkan pasar dan menjaga daya beli masyarakat. Tidak mudah. Dalam masa pandemi semuanya bagai serba sulit. Yang pasti, konsentrasi kebijakan selama masa pandemi akan lebih diarahkan untuk memobilisasi seluruh tenaga atau sumberdaya guna melawan musuh pandemi COVID-19.

Jangan biarkan pejabat 'wet-wet gaki' (ongkang-ongkang kaki) di tengah bencana terulang. Foto: Ilustrasi
Jangan Biarkan Pejabat ‘Wet-Wet Gaki’ di Tengah Bencana Aceh

Sebab itu, amatlah sulit meramu kebijakan ekonomi yang mampu menjadi stimulus ampuh untuk mendorong perekonomian daerah. Setidaknya selama masa pandemi ini dan beberapa bulan sesudahnya.

- ADVERTISEMENT -

Tidak ada insentif atau regulasi yang menarik yang mampu mendorong aktivitas ekspor daerah atau memasukkan arus investasi selama masa pandemi ini dan juga pada beberapa tempo sesudahnya. Situasi ini tidak hanya dihadapi Aceh, tapi juga dialami daerah-daerah lain di Tanah Air. Sebab itu, hanya konsumsi sebagai satu-satunya harapan pendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan juga nasional.

Pandemi memang telah merusak semua tatanan ekonomi, bukan hanya ekonomi kita tapi juga global. Semua negara (juga daerah-daerah) kini sibuk masing-masing dengan urusannya sendiri. Pemerintahnya sibuk berjuang menyelamatkan nyawa rakyatnya. Di saat yang sama sibuk pula mengurus kebutuhan perut rakyat/warganya.

Mandek atau terhentinya sebagian aktivitas produksi dan kreativitas yang ditekuni perusahaan/perorangan selama pandemi yang berujung terjadinya pemberhentian dan merumahkan para pekerja telah membuat daya beli masyarakat menurun. Pandemi COVID-19 tidak hanya menjatuhkan banyak perusahaan atau perorangan, tapi juga ikut menimpakan tangga ke atas korbannya.

Secara kasat mata, suasana pasar begitu lesu, sepi pembeli. Masyarakat/konsumen, misalnya, sudah tidak lagi getol melirik dan membeli produk-produk fashion, asesoris, kosmetik, smartphone, dan elektronik. Mereka cenderung lebih mengamankan barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan proses pembelajaran (e-learning), atau untuk konsultasi kesehatan (kebutuhan medis). Semua ini sangat menekan gairah pasar. Dalam konteks Aceh sendiri, kelesuan pasar ini telah mulai nampak menjelang tibanya bulan-bulan pandemi. Memasuki masa pandemi kelesuan pasar kian bertambah. Apa yang dialami Aceh ini (kemungkinan) juga ditemui di sejumlah daerah lain.

Apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah, khususnya Pemerintah Aceh? Tak ada pilihan lain. Secepatnya ikut membantu mengatasi serangan wabah COVID-19 ini. Seluruh energi dan sumberdaya, terutama anggaran pembangunan harus dikonsentrasikan untuk mengatasi pandemi ini. Kapasitas layanan kesehatan harus diperkuat di seluruh kabupaten-kota di provinsi ini. Anggaran daerah yang telah dialokasikan hendaknya cepat direalisasi atau dibelanjakan. Sebaiknya, anggaran (dana) tidak disimpan terlalu lama didalam kas daerah. Identifikasi kebutuhan layanan kesehatan dengan objektif sesuai hasil lapangan. Pilih dan dahulukan yang paling prioritas dibutuhkan pelaku layanan medis maupun mereka yang terinfeksi COVID-19.

Di saat yang sama, pemerintah pusat dan daerah harus bersinerji, khususnya dalam mengamankan kebutuhan perut rakyat. Karenanya, menjaga ketahanan pangan merupakan tindakan utama yang harus dilakukan. Ini perkara yang amat serius selama masa pandemi.

Sebagai salah satu kawasan produksi pertanian unggulan dalam menghasilkan kebutuhan pangan (khususnya gabah), Aceh sejatinya dijaga dan dirangsang oleh pemerintah pusat. Surplus gabah Aceh saban tahun dapat menjadi penopang stok pangan daerah lainnya. Sebab itu Pemerintah Aceh harus dibantu dan tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri. Perlu dikoordinasikan dengan baik dan efektif oleh pusat. Proyek-proyek yang berkaitan dengan penguatan ketahanan pangan di Aceh seperti pengadaan benih, pupuk, alsintan, atau input pertanian lainnya hendaknya diberi ruang untuk dieksekusi dan tidak boleh ditunda. Kecuali proyek-proyek seperti pembangunan jalan, pelabuhan, jalan-jalan, gedung-gedung, pengadaan mobil dinas, dan lainnya yang kurang mendesak, dapat digeser pada tahun berikutnya. Termasuk juga pos-pos yang kurang penting dan menyita banyak anggaran seperti perjalanan dinas, patut dikurangi atau ditiadakan sementara ini.

Terakhir, pemerintah pusat dan daerah harus bersatu dan bersinerji dalam menghadapi situasi darurat ini. Penting dicatat, kebijakan yang satu dengan kebijakan lainnya yang diterbitkan pemerintah terkait dengan upaya menghadapi pandemi COVID-19 ini harus saling menguatkan. Tidak boleh kebijakan yang satu melemahkan yang lainnya.

Begitu juga dengan koordinasi antarlembaga. Harus dibangun secara sinerjik, rapi, dan harmonis. Hanya dengan begitu, upaya menghadapi serangan COVID-19 ini akan ampuh dan efektif. Percayalah !

 

Previous Article Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyerahkan dana BLT secara simbolis kepada 74 gampong di Banda Aceh Dana BLT Banda Aceh Rp 11,6 Miliar
Next Article Konvoi Kendaraan Malam Takbiran Akan Dibubarkan

Populer

Nasional
Jelang Kunjungan Presiden, Hutama Karya Kebut Pembangunan Huntara di Aceh Tamiang  
Selasa, 30 Desember 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Aceh
Peringatan BMKG: Hujan Lebat Tiga Hari ke Depan, Warga Aceh Diminta Waspada Banjir
Selasa, 30 Desember 2025
Umum
Kolonel Windarto Jadi Danrem 012/Teuku Umar, Kolonel Riyandi Aster Kasdam IM
Senin, 29 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow

Berita Lainnya

Mayjen TNI (Purn) TA Hafil Fuddin SH SIP MH
Opini

Aceh Tamiang Tak Cukup Diberi Bantuan, Perlu Rekonstruksi Menyeluruh dan Tata Ruang Baru

Selasa, 23 Desember 2025
Opini

Bencana Aceh-Sumatera, Negara Hadir dalam Rapat dan Pidato 

Jumat, 19 Desember 2025
Opini

Indonesia dalam Cengkeraman Kepribadian Otoritarian

Kamis, 18 Desember 2025
Opini

Negara Belum Sepenuhnya Hadir di Tengah Bencana Banjir Aceh

Rabu, 17 Desember 2025
Mahmud Padang (Pemerhati Sosial Politik Aceh, Ketua DPW Alamp Aksi Aceh)
Opini

Drama Nasional di Panggung Bencana Aceh

Jumat, 12 Desember 2025
Lebih 100 organisasi masyarakat sipil melayangkan somasi dan mendesak Presiden Prabowo Subianto segera menetapkan status bencana nasional atas banjir-longsor besar yang melanda Aceh-Sumatera. (Foto: Ist)
Opini

Narasi Pemerintah Runtuh: Bencana Sumatera Ungkap Negara Tak Mampu ‘Menangani Sendiri’

Jumat, 12 Desember 2025
Opini

Banjir Sumatera dan Jejak Kayu yang Mengkhianati Hutan

Selasa, 2 Desember 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

250 Ton Beras Masuk Tanpa Izin: Bukti BPKS Terlalu Lama Dibiarkan Tanpa Pengawasan

Senin, 24 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?