INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Fenomena Narsistik Meritokrasi dan Carut Marutnya Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di Indonesia

Last updated: Jumat, 7 Juli 2023 14:32 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Mansur Syakban, Sekjen Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA)
Mansur Syakban, Sekjen Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA)
SHARE
Oleh : Mansur Syakban

TOLAK ukur suatu kebijakan tidak hanya dengan pendekatan landasan yuridis, namun dibutuhkan juga pendekatan filosofis, ekonomi dan sosial, politik dan psikologis yang terkadang terabaikan, padahal sangat penting dalam menganalisa apakah suatu kebijakan berpotensi membentuk norma perilaku sosial masyarakat yang buruk di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Dengan tulisan ini, kami menggunakan pendekatan ekonomi dan sosial, serta juga pendekatan psikologis dalam melihat perilaku penyelenggaraan jasa konstruksi yang semakin jauh dari asas dan tujuan Undang-undang Jasa Konstruksi.

Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI
Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI

Secara garis besar, yang dimaksud Narsistik dalam judul ini adalah kondisi di mana sekumpulan orang, sekumpulan masyarakat atau bahkan sekumpulan entitas yang merasa keberadaan dirinya paling penting dan kekaguman berlebihan terhadap dirinya, namun menyebabkan kurangnya empati dan kepekaan terhadap permasalahan utama dan permasalahan dinamika yang terjadi.

- ADVERTISEMENT -

Sedangkan Meritokrasi adalah merupakan suatu sistem tatanan pemerintahan yang mana suatu prestasi dihasilkan dari kompetensinya, kecerdasannya dan usahanya.

Dan yang dimaksud humanistik di sini adalah proses positif yang melibatkan peran aspek kognitif dan juga afektif dari diri masyarakat untuk memahami dirinya dan lingkungannya agar cepat atau lambat dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin.

- ADVERTISEMENT -
Aceh di Persimpangan Tambang: Lepas dari Mulut Buaya, Diterkam Mulut Harimau

Berbagai permasalahan penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia sampai dengan saat ini semakin jauh dari kualitas dan kuantitas keadilan, hak dan harapan masyarakat, khususnya masyarakat jasa konstruksi yang selama ini berhubungan langsung dengan rantai pasok konstruksi.

Norma yang berlandasakan pada asas dan tujuan dari Undang-undang Jasa konstruksi semakin jauh dari realita yang sebenarnya. Salah satu normanya adalah kejujuran dan keadilan serta manfaat penyelenggaraan jasa konstruksi semakin hilang.

Mengapa hal tersebut terjadi? Dimana dasar pikiran yang keliru dalam menerapkan metode dan sistemnya? Untuk apa metode yang sistematis itu dipertahankan apabila konsep dasarnya keliru?

Kereta Api Cut Meutia dan Mimpi Rel Panjang Aceh yang Belum Tuntas

Pengamatan terhadap peristiwa triliunan anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang judulnya pembinaan, pencetakan sertifikat, registrasi, peningkatan kapasitas LSBU dan LSP, dan lainnya yang dianggap keberhasilan meritokrasi, yang justru berbanding terbalik dengan sekelumit permasalahan mendasar di dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.

- ADVERTISEMENT -

Secara eksistensi maka Kementerian PUPR yang memiliki kewenangan dan keuangan besar dianggap mumpuni menata tata kelola internalnya, namun terhadap realitas pemasalahan penyelenggaraan jasa konstruksi seperti kehilangan arah dan tujuan, tidak tepat sasaran, masih memegang kendali konsep yang lama namun yang pasti hilang arah, tidak ideal dan tidak berkelanjutan.

Tidak ada konsep ideal baru yang mampu menangkap asas dan tujuan didalam Undang-undang jasa konstruksi. Seolah mencari wilayah aman dalam deontologi dan eksistensi, namun kosong dalam wilayah esensi dan konsekuensi menghadapi berbagai permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.

Apabila kita tinjau dari perkembangan perusahaan konstruksi di dunia, maka perusahaan-perusahaan konstruksi lebih mengedepankan profesionalitas karena seluruh dunia mengawasi kinerjanya di dalam stock exchange.

Sistem administrasi untuk memperkuat aktualisasi perusahaan, bukan justru mempersulit apalagi menghambat.

Salah satu contoh Constructing Excellence Organization di Inggris yang bertujuan meningkatkan kinerja konstruksi guna menghasilkan lingkungan binaan yang lebih baik, mengembangkan seperangkat indikator kinerja dan mengklasifikasikannya ke dalam tiga kelompok utama, yaitu perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan (Constructing Excellence, 2009).

Mengklasifikasikan indikator kinerja ke dalam perspektif fungsional, operasional, dan profesional. Dan ada juga Institut Industri Konstruksi (CII) Amerika Serikat dengan mengukur indikator keberhasilan perusahaan konstruksi dari Biaya, jadwal, perubahan, Kecelakaan, pengerjaan ulang dan produktivitas perusahaan konstruksi.

Dan ada juga indikator kunci untuk mengevaluasi kinerja perusahaan konstruksi dengan klasifikasi indikator utama disebabkan oleh pentingnya mematuhi langkah-langkah kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan dampaknya yang signifikan dalam mengurangi tingkat cedera dan kerugian perusahaan dan krunya yang menduduki peringkat ke-2 sebagai indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan konstruksi, dengan indeks relatif penting sama dengan (81,7%) yang dipantau secara ketat oleh seluruh masyarakat dunia di dalam stock exchange (bursa efek).

Sistem tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang demikian lebih didominasi dalam sistem plutokrasi namun melibatkan seluruh masyarakat di dunia dalam mengawasi kinerja perusahaan.

Meskipun plutokrasi yang bersifat kapitalis tersebut diberlakukan namun narsistik perusahaan konstruksi dapat dikendalikan oleh humanistik masyarakat di seluruh dunia.

Namun berbeda halnya dengan pengukuran kinerja perusahaan konstruksi yang diberlakukan di Indonesia, yang mana pengaturan pengukuran kinerja tersebut hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR.

Fenomena pengaturan tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi lebih mengedepankan dan memperbanyak hirarki pengaturan teknis yang patut dipertanyakan dampak konsekuensinya terhadap seluruh permasalahan konstruksi yang selama ini terjadi, aktualisasi perusahaan konstruksi hanya diukur dengan deontologi administrasi tanpa memikirkan konsekuensi kinerja yang diawasi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Semakin banyaknya permasalahan konstruksi di negeri ini seperti rendahnya profesionalitas perusahaan bahkan setingkat BUMN, banyaknya kegagalan bangunan, banyaknya korupsi dan suap menyuap, banyaknya kematian akibat kecelakaan kerja, banyaknya administrasi yang harus ditempuh sehingga menstimulus perilaku transaksional untuk mempercepat administrasi.

Gambaran meritoktrasi di dalam tatanan hirarki pengaturan jasa konstruksi diukur dengan prestasi banyaknya aturan yang dibuat oleh pejabat Kementerian PUPR tanpa berbasis pada konsekuensi prestasi kinerja yang tepat sasaran pada struktur andal perusahaan konstruksi yang diminati dan diakui oleh masyarakat Indonesia.

Fenomena narsistik meritokrasi lebih dominan besar karena tidak adanya pengendalian oleh humanistik dari masyarakat baik di Indonesia apalagi internasional.

Sedikit sekali struktur usaha perusahaan konstruksi swasta yang telah berkontrak dengan pemerintah untuk masuk dalam stock exchage (bursa efek) kecuali perusahaan konstruksi BUMN.

Sudah saatnya metode dan sistem yang akan dibuat berlandasakan pada restorasi norma asas dan tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi didalam Undang-undang Jasa Konstruksi.

Membuka pikiran, ide gagasan baru dan menumbuhkan kepercayaan publik serta mengikutsertakan pengendalian dari aktualisasi masyarakat dalam bursa efek untuk perusahaan konstruksi yang memiliki kinerja sudah saatnya menjadi agenda besar pemerintah.

Meredam narsistik meritokrasi dengan melibatkan humanistik adalah solusi dari permasalahan carut marutnya pikiran jasa konstruksi tanpa arah dan tujuan.

*Penulis Mansur Syakban, Sekjen Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA)

TAGGED:carutdanfenomenaindonesiajasakonstruksiKonstruksi di Indonesiamarutnyameritokrasinarsistikopinipenyelenggaraan
Previous Article 392 jemaah haji Aceh kloter 3 tiba di Bandara SIM, Jum'at (7/7) pukul 04.26 WIB 1.176 Jemaah Haji Aceh Telah Tiba Kembali di Tanah Air
Next Article Ketua Staf Khusus Panitia Besar (PB) PON XXI Tahun 2024 di Sumut Cucu Somantr. Foto. VIVA/Putra Nasution PON 2024, Sumut Diklaim Lebih Siap Sebagai Tuan Rumah Dibanding Aceh

Populer

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu USK Prof Dr Ir Suhendrayatna MEng
Pendidikan
USK Klarifikasi Soal Akreditasi Unggul Hilang di Laman BAN-PT
Selasa, 21 Oktober 2025
Seorang suami viral usai ceraikan istrinya ketika lolos jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Umum
Viral PPPK Aceh Singkil Ceraikan Istri Usai Lulus Tes, Warganet Desak Bupati Pecat
Rabu, 22 Oktober 2025
Panitia Pemilihan Rektor (PPR) Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menutup pendaftaran bakal calon rektor periode 2026–2031 pada Selasa, 21 Oktober 2025, pukul 17.00 WIB.
Pendidikan
Pendaftaran Ditutup, Ini Delapan Bakal Calon Rektor USK 2026–2031
Rabu, 22 Oktober 2025
Serah terima personel Satpol PP-WH Aceh yang ditempatkan di jajaran Dinas Sosial Aceh
Aceh
Satpol PP–WH Perkuat Barisan Pelayanan Sosial Dinsos Aceh
Rabu, 22 Oktober 2025
Petugas Satpol PP-WH Banda Aceh menertibkan dua unit odong-odong berukuran besar yang terparkir sembarangan di bahu jalan. (Foto: Ist)
Aceh
Satpol PP-WH Banda Aceh Tertibkan Dua Odong-odong Parkir Sembarangan
Selasa, 21 Oktober 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
BANK ACEH HUT TNI NEW

Berita Lainnya

Ilustrasi
Opini

Fenomena Purbaya, Ketika Pejabat Berani Berkata Jujur Dianggap Aneh

Minggu, 19 Oktober 2025
Hanzirwansyah
Opini

Kejernihan Hati di Zaman Penuh Kepura-puraan

Sabtu, 18 Oktober 2025
Mantan Presiden ke-7 Joko Widodo dan Luhut Binsar Panjaitan harus bertanggung jawab atas dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).
Nasional

Whoosh Jakarta-Bandung Rugikan Negara Rp4,1 Triliun, Jokowi-Luhut Jadi Sorotan

Jumat, 17 Oktober 2025
Opini

Setahun Prabowo Memimpin: Antara Bayang Legacy dan Bayangan Kekuasaan

Rabu, 15 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Hukum Mati di Tangan Hakim: Ketika Meja Hijau Berubah Jadi Meja Transaksi

Senin, 13 Oktober 2025
Opini

Legalisasi Tambang Rakyat: Jalan Keadilan Menyerap Tenaga Kerja dan Memperluas PAD

Sabtu, 11 Oktober 2025
Opini

Gubernur Bobby yang Gagal Paham

Minggu, 5 Oktober 2025
Opini

Komunikasi Publik Umpama Pedang Bermata Dua: Bisa Bangun atau Hancurkan Aceh

Sabtu, 4 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?