INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Framing Media Soal “Walkout” Erdogan, Pentingnya Akurasi dan Etika dalam Jurnalisme

Last updated: Selasa, 24 Desember 2024 10:14 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 10 Menit
SHARE

Oleh: Teuku Farhan*

Contents
  • Mengapa isu walkout ini harus ditangani dengan bijak?
  • Peran Media: Mengutamakan Akurasi di Atas Sensasi
  • Diplomasi dan Hubungan Baik: Lebih dari Sekadar Pemberitaan
  • Publik yang Cerdas: Kritis dalam Menerima Informasi Meski dari Media Besar
  • Akurasi adalah Kunci dalam Hubungan Internasional

Belakangan ini, publik Indonesia dihebohkan viralnya berita seputar Presiden Türkiye, Recep Tayyip Erdoğan, yang dikabarkan “walkout” dari ruang konferensi saat Presiden RI Prabowo Subianto membuka pidatonya di KTT D-8 di Kairo pada 17-19 Desember 2024.

ejak Iwo Jima di Ujung Bara
Jejak Iwo Jima di Ujung Barat: Sabang dan Generasi yang Lupa Bermain di Tanah Sendiri

Berita ini menyebar cepat tanpa diverifikasi dengan benar, memicu spekulasi yang justru memperlebar celah kesalahpahaman, padahal substansi pertemuan para pemimpin negara berkembang dan bersahabat ini jauh lebih penting untuk disorot.

- ADVERTISEMENT -

Menurut Kamus Cambridge, kata “walkout” merujuk pada tindakan meninggalkan pertemuan resmi sebagai sebuah kelompok untuk menunjukkan ketidaksetujuan. Istilah ini sering digunakan dalam konteks demonstrasi atau protes.

Tujuan dari seseorang melakukan walk out dalam sebuah pertemuan formal, di antaranya menunjukkan ketidaksetujuan terhadap keputusan, pernyataan, atau situasi tertentu dan mencari perhatian publik atau pihak terkait terhadap masalah yang dianggap penting.

- ADVERTISEMENT -
Bufo Valhallae, Katak Misterius dari Ujung Barat Nusantara
Bufo Valhallae, Katak Misterius dari Ujung Barat Nusantara

Berdasarkan defenisi tersebut maka “walkout” adalah frasa keliru yang dipilih oleh media yang terkesan melakukan framing dan tendensius karena tindakan Presiden Erdoğan bukanlah bentuk protes untuk menunjukkan ketidaksetujuan apalagi berita ini disampaikan dengan banyak “bumbu” lain yang tidak substantif tanpa konfirmasi dari pihak yang terlibat baik dari Kementerian Luar Negeri Türkiye atau Indonesia.

Narasi ini dengan cepat menyebar, bahkan menghiasi berbagai portal berita arus utama yang katanya independen tepercaya sehingga memicu berbagai spekulasi serta dikutip berbagai media lainnya di media sosial dan akhirnya viral.

Independensi media ini patut dipertanyakan, apa motif di balik mengangkat isu yang tidak berfaedah ini di saat tak ada satupun media international yang mengangkat isu ini.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Saat Kejujuran Menjadi Sunyi

Yang menarik pada saat yang sama tidak semua media arus utama ikut-ikutan memberitakan isu “hoaks” tersebut dan sabar menanti klarifikasi dari Kementerian Luar Negeri.

- ADVERTISEMENT -

Sayangnya, berita ini dilaporkan tanpa verifikasi yang memadai, yang pada akhirnya menciptakan kesalahpahaman yang tidak perlu. Substansi pertemuan tingkat tinggi para pemimpin negara berkembang ini pun kurang tersampaikan demi nafsu viralisme segelintir media.

Mengapa isu walkout ini harus ditangani dengan bijak?

Pertama, perlu dipahami bahwa hubungan antara Indonesia dan Türkiye selama ini berada pada kondisi yang sangat baik dan semakin kuat, bahkan Presiden Erdoğan menyebut Presiden Prabowo dengan sahabat terkasih saat beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-8.

Kedua negara memiliki kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertahanan hingga pendidikan, dan pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Erdoğan di KTT D-8 berlangsung dalam suasana yang penuh persahabatan.

Keduanya bahkan duduk berdekatan dalam acara makan siang setelah konferensi berakhir, yang menegaskan bahwa hubungan mereka sangat positif.

Maka, ketika media besar memberitakan isu walkout tanpa konfirmasi dari pihak terkait, hal itu tidak hanya merugikan kredibilitas mereka sebagai sumber informasi, tetapi juga dapat menimbulkan persepsi yang salah di kalangan publik.

Kita perlu mengakui bahwa berita seperti ini, jika tidak diluruskan, bisa merusak hubungan diplomatik yang telah dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.

Kementerian Luar Negeri RI kemudian mengklarifikasi tidak ada “walkout” yang dilakukan oleh Presiden Erdoğan. Keluar masuknya delegasi dalam forum internasional adalah hal yang biasa dan tidak terkait dengan ketegangan diplomatik.

“Sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional (termasuk di forum PBB). Sesuai kebiasaan yang berlaku di forum internasional, masing-masing delegasi memiliki hak untuk menentukan kapan ketua delegasinya akan duduk di kursi delegasi atau meninggalkan ruangan” kata Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, melalui keterangan resmi, pada Ahad, 22 Desember 2024.

Duta Besar Türkiye, Talip Küçükcan juga mengatakan situasi yang sebenarnya sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).

“Menanggapi pertanyaan Anda, saya ingin membagikan penjelasan berikut dari Kemlu yang memberikan perspektif dan informasi yang tepat,” kata Küçükcan kepada CNNIndonesia.com, Ahad (22/12) malam.

Proses ini lazim terjadi karena para delegasi sering kali memiliki agenda lain yang harus dihadiri, seperti pertemuan bilateral dengan delegasi negara lain.

Dengan kata lain, apa yang terjadi selama KTT adalah rutinitas normal dalam diplomasi internasional.

Kasus ini menjadi pengingat serius tentang betapa pentingnya akurasi dalam pemberitaan. Dalam upaya memaksimalkan viralitas, beberapa media mengabaikan tanggung jawab jurnalistik untuk memeriksa fakta.

Peran Media: Mengutamakan Akurasi di Atas Sensasi

Kasus seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya profesionalisme dalam dunia jurnalisme. Media, sebagai pilar utama dalam menyebarkan informasi, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa berita yang mereka sampaikan benar-benar akurat dan telah diverifikasi.

Terutama dalam konteks internasional, di mana setiap informasi yang salah bisa berdampak besar pada hubungan antarnegara.

Mengejar sensasi demi mendapatkan klik atau perhatian pembaca adalah langkah yang berbahaya. Ketika media lebih memprioritaskan kecepatan daripada kebenaran, mereka mengabaikan esensi jurnalisme yang bertanggung jawab.

Di era digital, kita sering menyaksikan berita yang lebih mengutamakan kecepatan dan sensasi daripada kualitas dan kebenaran. Fenomena ini tidak hanya berbahaya bagi kredibilitas media, tetapi juga bagi masyarakat yang mengonsumsi informasi tersebut.

Dengan viralnya berita yang belum terverifikasi, hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dan Türkiye bisa terganggu hanya karena framing keliru yang dibuat oleh media.

Diplomasi dan Hubungan Baik: Lebih dari Sekadar Pemberitaan

Türkiye dan Indonesia telah lama menjalin hubungan yang erat, baik dalam ranah diplomasi maupun kerja sama di sektor lain. Hubungan ini tidak hanya melibatkan pemimpin negara, tetapi juga mencakup sektor ekonomi, budaya, dan pendidikan. Karena itu, penting bagi kita semua untuk menjaga hubungan ini tetap harmonis dengan tidak terjebak dalam narasi yang menyesatkan atau berita yang belum terkonfirmasi.

Diplomasi adalah seni yang halus, di mana setiap tindakan atau pernyataan dapat memberikan dampak yang luas. Dalam situasi seperti ini, hoaks atau pemberitaan yang tidak akurat hanya akan mengganggu upaya untuk mempererat hubungan antara negara-negara sahabat.

Ketika media tidak memainkan perannya dengan baik, yang menjadi korban bukan hanya kredibilitas mereka, tetapi juga hubungan diplomatik yang dapat rusak akibat informasi yang keliru.

Di tengah ketidakpastian dan ketegangan global ini, para pihak terutama media diharapkan tidak memperkeruh suasana demi keuntungan sesaat namun memiliki mudharat besar dan mengorbankan kepentingan negara yang lebih besar maslahatnya.

Jangan sampai keuntungan sesaat ini hanya memicu kerugian besar yang turut dirasakan oleh kedua belah pihak tak terkecuali pihak media sebagai salah satu pilar demokrasi.

Publik yang Cerdas: Kritis dalam Menerima Informasi Meski dari Media Besar

Di sisi lain, masyarakat juga harus lebih kritis dalam menyikapi setiap berita yang beredar, terutama di media sosial. Literasi digital dan kemampuan untuk membedakan berita yang valid dari hoaks menjadi semakin penting di era informasi ini.

Publik tidak boleh begitu saja mempercayai setiap narasi yang viral, apalagi jika itu menyangkut hubungan antarnegara.

Klarifikasi dari Kemenlu RI dan Türkiye terkait isu walkout Presiden Erdoğan seharusnya menjadi alarm bagi kita semua.

Publik perlu belajar untuk lebih cermat dalam menyaring informasi yang mereka konsumsi meskipun berasal dari media besar ternama. Jangan biarkan narasi yang menyesatkan, seperti isu walkout ini, mempengaruhi pandangan kita terhadap hubungan antara Indonesia dan Türkiye yang selama ini bersahabat.

Diplomasi internasional bukanlah panggung untuk berita spekulatif. Hubungan erat antara Indonesia dan Türkiye, yang telah terjalin baik, seharusnya dilindungi dari narasi yang tidak berdasar.

Publik perlu lebih kritis, dan media harus lebih bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi. Ini bukan sekadar soal kredibilitas, tetapi tentang menjaga keharmonisan hubungan antarnegara yang telah dibangun dengan susah payah.

Akurasi adalah Kunci dalam Hubungan Internasional

Kisah tentang walkout Presiden Erdoğan di KTT D-8 seharusnya menjadi pelajaran penting bagi kita semua, baik itu media, publik, maupun para pemangku kepentingan. Akurasi dan verifikasi informasi adalah elemen utama dalam menjaga profesionalisme dalam jurnalisme.

Media harus lebih bertanggung jawab dalam menyampaikan berita, terutama yang berkaitan dengan hubungan internasional. Di sisi lain, masyarakat juga harus lebih kritis dan tidak mudah terbawa arus berita yang belum tentu kebenarannya.

Hubungan antara Indonesia dan Türkiye adalah aset yang harus dijaga dengan baik. Melalui klarifikasi yang telah dikeluarkan oleh Kemenlu RI dan Türkiye, kita bisa melihat bahwa kedua pemimpin negara memiliki hubungan yang baik dan tidak ada ketegangan sebagaimana yang diberitakan.

Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kebenaran jauh lebih penting daripada sensasi, terutama ketika menyangkut hubungan antarnegara yang telah dibangun dengan penuh kepercayaan dan persahabatan.

Sebagai praktisi digital dan keamanan informasi, penting untuk mengingatkan publik agar lebih bijak dalam mengonsumsi informasi. Literasi digital adalah kunci untuk membedakan antara berita yang valid dan hoaks, terutama dalam konteks yang melibatkan hubungan internasional.

Akurasi dan profesionalisme media harus dikedepankan di atas segala kepentingan, karena dampaknya lebih luas dari sekadar viralitas sesaat.

Akurasi adalah fondasi dari kepercayaan. Mari kita jaga tanggung jawab bersama ini dengan menghormati kebenaran dan menjauhkan diri dari sensasi yang menyesatkan.

*Penulis adalah Direktur Eksekutif Masyarakat Informasi Teknologi

Previous Article Wakapolda Aceh Brigjen Pol Misbahul Munauwar memimpin pemeriksaan personel Polda yang memegang senjata api dan amunisi serta administrasinya, Senin (23/12) Wakapolda Pimpin Pemeriksaan Personel Polda Aceh yang Pegang Senjata Api
Next Article Sekjen Panglima Laot Aceh Azwir Nazar Panglima Laot Aceh Imbau Nelayan Tak Melaut di Hari Tsunami

Populer

Dua pasangan pengungsi etnis Rohingya yang berada di kamp pengungsian Kompleks Kantor Bupati Aceh Barat melakukan pernikahan. Foto: Istimewa
Umum
Pernikahan Sesama Warga Rohingya di Aceh Barat Bukan Ranah KUA
Senin, 20 Mei 2024
Dua band legendaris Indonesia, Slank dan Dewa 19, dijadwalkan tampil dalam dua konser akbar di dua kota berbeda di Aceh — Banda Aceh dan Lhokseumawe. (Foto: Ist)
Aceh
Slank dan Dewa 19 Bakal Guncang Aceh: Gelar Konser di Banda Aceh dan Lhokseumawe
Jumat, 24 Oktober 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG HARI SANTRI
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4

Berita Lainnya

Ilustrasi Danantara, Perawan di Sarang Penyamun
Opini

DANANTARA: Perawan di Sarang Penyamun

Kamis, 23 Oktober 2025
Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI
Opini

Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI

Rabu, 22 Oktober 2025
Opini

Aceh di Persimpangan Tambang: Lepas dari Mulut Buaya, Diterkam Mulut Harimau

Selasa, 21 Oktober 2025
Opini

Kereta Api Cut Meutia dan Mimpi Rel Panjang Aceh yang Belum Tuntas

Senin, 20 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Fenomena Purbaya, Ketika Pejabat Berani Berkata Jujur Dianggap Aneh

Minggu, 19 Oktober 2025
Hanzirwansyah
Opini

Kejernihan Hati di Zaman Penuh Kepura-puraan

Sabtu, 18 Oktober 2025
Opini

Setahun Prabowo Memimpin: Antara Bayang Legacy dan Bayangan Kekuasaan

Rabu, 15 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Hukum Mati di Tangan Hakim: Ketika Meja Hijau Berubah Jadi Meja Transaksi

Senin, 13 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?