Inmemoriam Harun Keuchik Leumiek; Sang Pengabdi Untuk Semua
“KL” itu singkatan nama orang tuannya bernama Keuchik Leumiek. Keuchik (Bahasa Aceh Red) artinya Kepala Desa (Kades). Leumiek itu sendiri memiliki arti lemah lembut. Kebetulan masa kecil KL ini lahir dalam masa kancah perang sengit kolonial Belanda vs Kaum mujahidin Aceh.
Pertumbuhannya agak sedikit lamban dan kurang lincah dibandingkan teman seusianya. Bahasa Aceh disebut leumiek-leubon tapi profile-nya sangat santun.
Pria KL kecil berpostur pendek kecil, berkulit putih ternyata sangat bijak dan tegas dalam memimpin. Orang tuanya itu memang pernah menjabat Kepala desa di awal kemerdekaan. Nama asli Keuchik Leumiek itu sendiri sesungguhnya Zakaria. Panggilan Leumiek lebih populer sejak usia dini. Pria taat ini sangat anti Belanda.
Berbagai cara dilakukan dalam usaha pengumpulan dana untuk membantu para perjuang yang sedang mengusir Belanda. Kaphee Belanda dianggap telah mengotori tanah leluhur kesultanan Aceh ketika itu.
KL kecil ini terkenal jago main bola kaki dan pintar berniaga hingga sampai ke Trumon, Aceh Selatan dengan sepeda ontel merek terkenal, Gazelle.
Ketika acara berdoa dan takziah di kediamannya banyak pengunjung terpengah? Ternyata KL itu memiliki nama asli Zakaria. Bukan Keuchik Leumiek, sebagaimana predikat populer selama ini. Jadi malam itu secara agamais doa dipanjatkan untuk Harun bin Zakaria.
Warga Banda Aceh kini menambal sebutan beraksara “KL” untuk masjid unik, indah dan cantik di bilangan Gampong Lamseupeueng Banda Aceh. Padahal plank namanya jelas tertulis, Masjid Keuchik Leumiek. Style masjid di atas tanah 3.500 meter dipadu empat menara yang mengelilingi kubah besar tunggal, menyerupai Masjid Nabawi, di Madinah.
Selain sebutan populer Masjid KL, para pengunjung kadang memberi gelar sebagai Masjid Emas. Mungkin warga tahu masjid ini dibangun Harun hasil niaga semata. Wajar. Andai orang melintas pada malam hari terlihat di atas kubah dan empat menara menjulang tinggi pengapitnya.
Seakan terpencar gemerlapan cahaya warna keemasan. Terlebih kilauan warna itu menghujam ke dasar sungai (krueng) Aceh yang indah. Kebetulan letaknya bersisian dengan masjid ini.