Inmemoriam Harun Keuchik Leumiek; Sang Pengabdi Untuk Semua
Karir Jurnalistik
Harun dalam meniti karir jurnalistiknya berawal pada hasil karya fotonya saja. Karyanya selalu dimuat pada koran Mimbar Swadaya milik Noerchalidyn pemilik Sabana Press. 1970-an HKL bergabung dengan Noechalidyn teman seangkatannya. Mimbar Swadaya inilah cikal bakal SIUPP lahirnya Serambi Indonesia.
Media ini ketika dicetak pada Percetakan Negara Banda Aceh. HKL satu-satunya wartawan ketika itu jika meliput atau menghadiri undangan menggunakan mobil sedan Holden warna abu-abu.
Harun adalah anak kedua dari enam bersaudara sekaligus putra tunggal pasangan H Keuchik Leumiek-Hajjah Safiah. Ayahnya seorang utoh (pandai emas) merangkap saudagar emas terkemuka di Kutaraja (sekarang Banda Aceh Red). Masa remajanya di awal 1960-an Harun sudah memiliki hobi berkodak.
Dengan scooter piagio made in Italy, Harun muda ketika sering berkeliling kota bekas kerajaan ini sambil menyandang tuestel merk seagull. Moncong kodaknya bisa ditarik menonjol ke luar. Masa itu tuestel atau kodak tergolong barang langka dan mewah bagi warga setempat. Bagi wartawan usang atau wartawan veteran sangat paham akan bentuk camera manual jenis SLR ini.
Dalam karir perdana sangat menonjol dalam tampilan buah karya berupa: Foto teks/Harun Keuchik Leumiek. Era berikutnya, Dia pun mulai gemar menulis. Dari Surat kabar Mimbar Swadaya Banda Aceh dengan sistim letter press, Harun hijrah menjadi wartawan Mimbar Umum terbitan PT Madju Medan. Ketika itu Mimbar Umum sudah mulai terbit dengan sistim offset (plat cetak).
Masih di bawah binaan ayahnya, bisnis emas kian berkembang pesat. Orang tuanya tiba-tiba jatuh sakit dan menghadap sang khalik akhir 1981. Dia terpaksa menyetir sendiri bisnis ini. Kamaruzzaman satu-satunya putra mahkotanya dari lima bersaudara pasangan H Harun-Hj Salbiah bin Husen, belum bisa membantunya. Memet ketika itu masih duduk di penghujung bangku sekolah dasar.
Harian Analisa Medan
Bagi Harun, dunia kewartawanan tetap tak bisa lekang dari dirinya. Beberapa tahun berselang, Harun melompat pada Harian Analisa Medan hingga malaikat menjemputnya bakda Zuhur 16 September 2020. Jabatan terakhirnya sebagai Kepala Kantor Perwakilan Harian Analisa Aceh.