Inmemoriam Harun Keuchik Leumiek; Sang Pengabdi Untuk Semua
Harun sendiri lahir pada 19 September 1942. Rencananya pada Happy Birth Day (HDB) ke 78 ini akan dilaunching buku Harun Keuchik Leumiek Sang Penyelamat Benda Budaya. Bersamaan ini rencananya juga dilakukan peresmian taman Masdjid H Keuchik Leumiek yang megah itu.
Praktisnya ada triple agenda pada hari itu: Pertama HDB usianya ke 78. Kedua, launching buku dan ketiga rencana peresmian taman. “Droe hadir eunteuk beuh” (saya diminta hadir) pada rencana acara seremoni itu. Apa hendak dikata? Ternyata Allah Swt berkata lain.
“Innalillahi wainnailaihi rajiun. Selamat jalan abang, jasa mu tetap dikenang orang,” bisik hatiku. Allah Swt lebih dulu memanggilnya tiga hari menjelang milad ke 78 nya.
Saya tak menyangka kalau kalimat yang meluncur dari mulutnya pada Hari itu Kamis 20 Agustus 2020 pukul 10.55 itu adalah, kalimat terakhir dari Bang Harun. Kebetulan saya tergolong dekat dengan keluarganya. Hubungan ini sudah berlangsung sejak dari orang tua saya yang anemar kayu di Aceh Barat dengan orang tuanya H Keuchik Leumiek pengusaha logam mulia ini. Saya memanggil orang tuanya dengan sebutan Yah Wa (Pak wo). Ayah saya menyebut abang untuk H Keuchik Leumiek.
Saya masih ingat sepanjang tahun 1970-an itu setiap bulan pasti harus menghadapnya. Dulu untuk mencairkan kiriman wesel pos harus ada back up kartu pengenal C-7 milik HKL. Alamat wesel saya dari orang tua di Duri, Riau selalu ditujukan pada Toko Emas Keuchik Leumiek Jalan Perdagangan 115 Banda Aceh. Kini jalan itu berganti nama menjadi Jalan Tgk Chik Pantee Kulu.
Setiap ada kegiatan besar dan kecil saya selalu mendapat kehormatan untuk hadir. Tak ketinggalan undangan seremoni perkawinan perak dan perkawinan Emasnya dengan Salbiah Binti Husen. Kami pun saling berkunjung setiap lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.
Di samping tetap menekuni dunia jurnalistik praktis, diam-diam HKL menerbitkan karya tulis dalam wujud delapan buku. Terakhir gagal diluncurkan. Dia keburu dipanggil ilahi rabbi.
Ada delapan naskah buku yang diterbitnya. Diantaranya yang saya ingat buku sejarah dan adat dan budaya serta perjalanan ibadah umrah serta buku yang belum sempat diluncurkan. Kini buku karyanya itu menjadi referensi kaum milenial.