Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Jangan Tinggalkan Al Qur`an, Jika Ingin Bahagia

Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA*

Saat ini kita sudah berada di pertengahan Ramadhan 1441 H, yaitu 17 Ramadhan, bertepatan dengan peristiwa Nuzulul Qur’an.

Setiap tahunnya, peristiwa Nuzulul Qur’an terasa begitu semarak.

Tidak hanya masjid/rumah ibadah, bahkan istana negara juga menyemarakkan peristiwa tersebut dengan menggelar kajian ilmiah tentang peringatan peristiwa turunnya Al-Qur’an.

Namun, tidak pada tahun ini, saat ini umat manusia sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan ditambah lagi bencana banjir yang melanda sebagian daerah di Indonesia.

Mengenai kapan turunnya Al-Qur’an, ulama berbeda pendapat. Maka, karena adanya perbedaan tersebut, sebagian besar negara Arab memperingati peristiwa Nuzulul Qur’an pada 27 Ramadhan.

Terlepas dari perbedaan tersebut, inti dari peringatan Nuzulul Qur’an adalah agar manusia mengambil hikmah/ibrah agar semakin dekat dengan Al-Qur’an dan semakin rajin membaca, mentadabbur dan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 185:

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). (QS. Al Baqarah: 185).

Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup kita (dustur) untuk ditadabburi atau direnungkan, sehingga bisa memahami, mengambil ibrah dan mengamalkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, bukan sekedar untuk diperingati secara seremonial.

Nuzulul Qur’an yang diperingati secara menyeluruh di Indonesia harus mampu melahirkan generasi yang cinta kepada Al-Qur’an dan menumbuhkan keinginan lebih dalam untuk membaca, mempelajari, mentadabbur dan mengamalkan kandungannya.

Sangat disayangkan, melihat generasi Aceh akhir-akhir ini, banyak yang tidak mampu membaca Al-Qur’an. Bukan hanya anak -anak, bahkan mereka yang sudah dewasa juga banyak yang tidak bisa baca Al-Qur’an. Parahnya lagi mereka tidak mau belajar, padahal tidak ada kata terlambat untuk belajar Al-Qur’an.

Hal ini bisa dilihat saat tes baca Al-Qur’an bagi para calon legislatif, sebagian masih ada yang tidak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Begitu juga saat uji baca Al-Qur’an bagi calon pengantin di KUA.

Banyak dari kita tidak mau bersahabat dengan Al-Qur an, sehingga Al-Qur an dibaca ketika ada momen-momen tertentu saja seperti membaca surah Yasin, Al-Kahfi dan lain-lain.

Padahal Al-Qur’an adalah pedoman hidup kita, obat penyejuk dan penenang hati. Setiap huruf yang dibacakan diberikan ganjaran pahala oleh Allah SWT, berbeda dengan bacaan lain, huruf yang dibaca kalau tidak dipahami tidak ada manfaatnya.

Masih ada kesempatan jika kita mau belajar al-Qur’an, apalagi saat ini sudah sangat mudah, ada metode cepat bisa baca al-Qur’an baik melalu belajar privat maupun majlis ta’lim.

Pemerintah sudah mencanangkan program wajib mengaji setelah magrib dan para orang tua bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengajar anaknya agar bisa membaca Al-Qur’an. Jika ini berjalan, maka ke depan tidak ada lagi generasi kita yang tidak mampu membaca Al-Qur’an dan yang lebih membahagiakan lagi akan lahir generasi Qur’ani. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Al-Qur’an juga membawa kita kepada kebahagiaan, seperti ditulis dalam sebuah postingan berbahasa Arab Tsaqafnafsak.com beberapa waktu lalu.

“Kalau kamu mau bahagia, jagalah shalatmu, jadikan Al-Qur’an sebagai sahabatmu dan berbaktilah kepada kedua orang tuamu, begitulah tiga jalan menuju kebahagiaan”.

Di sana jelas tertulis bahwa salah satu jalan meraih kebahagiaan adalah senantiasa membaca Al-Qur’an. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Fathiir ayat 29-30.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah SWT dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah SWT menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS: Fathiir ayat 29-30)

Perbanyaklah membaca Al-Qur’an apalagi di bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang penuh keagungan dan kelebihan, bulan paling mulia jika dibandingkan dengan bulan yang lain ganjarannya berlipat ganda karena dalam bulan Ramadhan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan.

Peristiwa tersebut menunjukkan betapa istimewanya bulan Ramadhan, sehingga dikatakan dengan bulannya Al-Qur’an.

Kalau kita lihat para ulama dahulu seperti Imam Malik r.a, beliau meliburkan majlis ilmu selama Ramadhan, bahkan sampai saat ini di negara-negara Arab rata-rata majlis ilmu diliburkan supaya semua bisa fokus untuk Al-Qur’an dan ibadah lainnya, hal ini juga dilakukan di Universitas Al-Azhar Cairo. Imam As Syafi’i Rahimahullah juga mengkhatamkan Al-Qur’an berkali kali selama Ramadhan.

Untuk itu, hiasilah Ramadhan dan peristiwa Nuzul Qur’an tidak sekedar seremoni. Mari budayakan untuk membaca Al-Qur’an baik di rumah, kantor, masjid/mushalla, sekolah dan tempat kita bekerja.

Jika tidak sempat membaca Al- Qur’an karena sebuah kesibukan, dengarkan tilawah Al-Qur an melalui gawai, tape, televisi dan lain-lainnya sehingga Al-Qur’an menjadi sahabat kita.

Kelak Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada kita, seperti sabda Rasulullah SAW; “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba pada hari kiamat. Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah saya ijin untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Keduanya dapat ijin untuk memberikan syafa’atnya”.

Insya Allah semakin sering kita membaca dan mengamalkan perintah Al-Qur’an semakin besar harapan kita untuk mendapatkan syafa’at dan keberkahan dari Al-Qur’an di hari kiamat nanti, dan ke depan semoga tidak ada lagi anak-anak kita yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, kalau mau bahagia, mulai dari sekarang bacalah Al-Qur’an.

Al-Qur’an juga akan menenteramkan hati dan pikiran, sehingga kita menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup ini. Jangan biar Ramadhan berganti hari tanpa ada bacaan Al-Qur’an. Sesibuk apapun targetkan pada Ramadhan kali ini untuk mengkhatam membaca Al-Qur’an minimal sekali.

*Penulis: Kasubbag Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Aceh

 

Lainnya

Nikson Silalahi resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI)
Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng
Arah Baru Demokrasi, tapi Perlu Kesiapan Serius
Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini
Komisi I Oleh Soleh Apresiasi Prestasi Mayor Laut (P) Firman Cahyadi sebagai Lulusan Terbaik di Rusia
Sosok Pria Cepak Viral Coba Intimidasi Saksi Kasus Penembakan Siswa SMK Semarang, Bukan Oknum Polisi
Mana Platform Jualan Online yang Paling Menguntungkan di 2025?
Tagar Hukum Berat Hasto Menggema di Medsos
Ada Kebohongan di Balik Tewasnya Brigadir Nurhadi, Tersangkanya Bukan Orang Biasa, 2 Eks Kasat
Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (PB PORDI), Andi Jamaro Dulung, mengumumkan bahwa permainan domino segera diakui sebagai cabang olahraga resmi di Indonesia.
Pengamat Beberkan Tiga Skenario yang Bisa Buat Gibran Lengser dari Kursi Wapres
Akar Derita yang Tak Berkesudahan
Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf
Kasus Ijazah, Ajudan Jokowi Ikut Diperiksa, Ray Rangkuti Menyindir: Apa Urgensinya?
Begini Sosok Beathor di Mata Rocky Gerung
Ketaatan Presiden pada Konstitusi akan Tercoreng, Jika..
Indonesia Corruption Watch (ICW) mempertanyakan urgensi dan biaya pengadaan robot polisi yang dipamerkan Kepolisian Republik Indonesia saat peringatan HUT Bhayangkara ke‑79 di Monas.
Ariel NOAH Tak Ikut Reuni Peterpan, Penyebab hingga Vokalis Pengganti Terungkap
Kronologi Kematian Brigadir Nurhadi, Sempat Goda Teman Wanita, Tewas Dicekik Sesama Polisi
Abdul Qohar
Enable Notifications OK No thanks