Kematian yang Dirindukan, Anthony Mark Wainwright Meninggal 24 Jam Setelah Masuk Islam

Anthony Mark Wainwright, pria 60 tahun di Inggris meninggal dunia 24 jam setelah masuk Islam

Sekitar dua pekan yang lalu ada berita di dunia maya (media sosial) yang cukup viral. Kematian seseorang yang bernama Anthony Mark Wainwright dari UK (Inggris).

Kematiannya menjadi perbincangan luas di kalangan komunitas Muslim khususnya karena Anthony meninggal dunia 24 jam setelah masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat “Laa ilaha illallah, Muhammad Rasulullah”.

Anthony menerima hidayah dan masuk Islam di saat memasuki momen sakratul maut. Seorang teman kerjanya berhasil membisikkan kalimah syahadat dan Anthony dengan terbata-bata meniru kalimat itu di pembaringannya di rumah sakit London.

Konon kabarnya Anthony yang sudah berumur 60 tahun itu bekerja di sebuah pertokoan di Birmingham. Dia sendiri dikabarkan tidak punya keluarga. Di toko itu ada beberapa koleganya sesama pekerja yang beragama Islam.

Mereka sangat dekat dan sering membantu Anthony. Sampai-sampai Anthony menjadi simpati dan merasa jika teman-teman Muslim itu seolah keluarganya sendiri.

Dalam perjalanan hidupnya Anthony semakin merasa dekat, bahkan merasa dirangkul oleh teman-temannya yang beragama Islam. Hingga suatu ketika kabar buruk menimpanya.

Dia didiagnosa terjangkiti kanker stadium empat. Dan divonis akan meninggal dalam waktu yang tidak lama.

Ketika itulah juga dia menyampaikan kepada teman-teman Muslimnya agar jika kelak meninggal dunia dia tidak ingin dikuburkan di pekuburan gereja. Tapi inginnya dikuburkan di pekuburan Islam dekat sebuah Masjid Greenlane.

IMG-20230809-WA0011

Tanpa disadari ternyata ucapan Anthony itu adalah wujud doa. Dan doa itu diijabah oleh Allah, pencipta langit dan bumi. Kemanisan hati hamba-Nya tidak pernah diabaikan. Keinginan hamba-Nya untuk dikuburkan di pekuburan Islam di samping masjid, ternyata oleh Allah dijadikan pintu hidayah bagi hamba-Nya itu.

Peristiwa atau cerita Anthony ini menjadi sangat menarik, bahkan penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Minimal ada empat yang akan saya garis bawahi.

Pertama, hidayah itu memang menjadi hak mutlak Allah SWT. Dan tak seorangpun di antara kita tahu bagaimana dan kapan hidayah itu akan menembus hati seorang hamba-Nya. Karenanya semua kita selalu berusaha dan meminta agar dijaga di jalan yang lurus “ihdinas shiratal mustaqiim”.

Kedua, jangan pernah menghakimi seseorang sehingga nafas terakhir berhembus keluar dari tenggorokannya. Syurga dan neraka itu ada dalam ilmu dan genggaman Allah. Kewajiban kita hanya mengajak dan mengingatkan. Bukan menghakimi tentang siapa ahli neraka dan siapa penghuni syurga. “Nahnu du’aatun lasnaa qudhatun”.

Ketiga, semua kita ingin mengakhiri kehidupan ini dengan akhir yang baik. Akhir yang baik itu dikenal dengan “husnul khatimah”. Tentunya semua kita berusaha. Tapi pada akhirnya ketentuan tetap di tangan Allah SWT. Kita hanya terus berdoa agar Allah mengaruniakan kita semua akhir yang baik (husnul khatimah) itu.

Keempat, Anthony selama ini biasa mengekspresikan keinginannya bersama orang-orang Mukmin. Bahkan setelah kematiannya kelak. Keinginan Anthony ini bukan karena membaca buku. Bahkan bukan karena belajar Al-Qur’an dan hadits. Tapi karena ketauladanan teman-teman pekerja di pertokoan, tempat di mana dia bekerja selama ini.

Artinya begitu mulianya ketauladanan dalam kerangka dakwah untuk menyebarkan hidayah Allah ke seluruh alam semesta.

Anthony adalah tauladan untuk kita semua. Pelajaran yang mestinya membuka mata kita semua. Anthony yang selama ini menderita kanker, namun tetap bekerja demi menyambung hidup. Dia yang tidak punya keluarga dan siapa-siapa. Tapi dengan Islamnya begitu banyak keluarga iman yang menghadiri pemakamannya. Allahu Akbar!

Semoga Anthony diterima Allah, diampuni segala dosa dan diterima segala amal kebaikannya. Dan semoga kelak dimasukkan ke dalam syurga Firdaus-Nya Allah SWT. Amin ya Rabb!

“Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun”. Semua kita adalah milik-Nya Allah. Dan semua kita pasti kepada-Nya akan kembali…

Manhattan City, 8 Agustus 2023

*Penulis Imam Shamsi Ali, Imam Besar Masjid Islamic Center of New York dan Presiden Nusantara Foundation

Tutup