INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Lawan Corona, Tanggalkan Mazhab Politik!

Last updated: Jumat, 18 September 2020 06:09 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 7 Menit
SHARE

Ketika Covid-19 atau virus Corona merebak di Wuhan, lalu menjalar masuk ke beberapa negara Asia, seperti Korea, Thailand, Singapura, bahkan Malaysia, saat itu Indonesia masih “merasa” aman-aman saja. Bahkan pendatang China masih leluasa keluar masuk ke negara ini.

Ketika itu saya sempat menulis sebuah artikel singkat dengan judul Luar Biasa, Indonesia itu kebal! Tulisan itu sempat dimuat oleh banyak media nasional. Salah satunya di https://kumparan.com/shamsi-ali/luar-biasa-indonesia-itu-kebal-1svrrQK7DbA.

Menjaga Damai di Tengah Bencana, Menahan Diri dari Segala Provokasi

Tulisan saya sebenarnya bukan takjub. Justru saya heran kok masalah Corona ini disikapi Indonesia secara biasa-biasa saja. Bahkan ada pejabat tinggi negara saat itu mengatakan bahwa Indonesia itu negara tropis dan panas. Karenanya virus itu tidak akan bertahan hidup.

- ADVERTISEMENT -

Sebuah pernyataan yang tidak rasional karena udara negara-negara tetangga Thailand, Singapura dan Malaysia persis sama saja dengan udara Indonesia.

Belakangan justru di saat Singapura dan negara-negara tetangga lain mulai keluar dari krisis, Indonesia justru menjadi episentrum di Asia. Semua pihak baru kelabakan dan kebingungan bagaimana menghadapi pandemi yang mematikan ini.

- ADVERTISEMENT -
Jangan biarkan pejabat 'wet-wet gaki' (ongkang-ongkang kaki) di tengah bencana terulang. Foto: Ilustrasi
Jangan Biarkan Pejabat ‘Wet-Wet Gaki’ di Tengah Bencana Aceh

Setelah beberapa saat kemudian dinyatakan membaik, tiba-tiba Covid -19 kembali mengganas. Memaksa beberapa daerah untuk memberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Jakarta mengistilahkannya “Menarik rem darurat”.

Ada apa yang terjadi? Kenapa Corona masih juga meninggi di negara ini?

Dalam dua hari ini saja saya dikejutkan oleh beberapa berita tentang orang besar yang saya kenal dan terdampak Corona. Salah satunya adalah Dubes Dino Patti Djalal, mantan Wamenlu dan mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat.

Mayjen TNI (Purn) TA Hafil Fuddin SH SIP MH
Aceh Tamiang Tak Cukup Diberi Bantuan, Perlu Rekonstruksi Menyeluruh dan Tata Ruang Baru

Bahkan pagi ini saya kembali dikejutkan dengan berita meninggalnya Bapak Saifullah, Sekda DKI, seorang tokoh Betawi, meninggal dunia karena Corona.

- ADVERTISEMENT -

Pengalaman Amerika

Amerika saat ini saya kira sedang ditimpa cobaan besar. Selain gonjang ganjing politik, bahkan krisis politik dan kepemimpinan, cobaan terbesar Amerika adalah kenyataan bahwa kendati dikenal sebagai negara super power, Amerika menjadi negara dengan korban kasus maupun kematian tertinggi di dunia karena Corona.

Hingga pagi ini Sudah lebih 6 juta kasus dan hampir 200 ribu yang meninggal dunia akibat Covid – 19. Belum lagi permasalahan eokonomi, sosial, pengangguran, dan lain-lain. Semua ini terjadi di tengah memanasnya perpolitikan di negara ini.

Saya melihat ada beberapa penyebab utama kenapa Amerika terkapar berat oleh Corona ini.

Pertama, kelambatan mengambil tindakan ketika virus ini pertama kali masuk ke negara ini. Bahkan ketika itu Presiden Trump sempat mengatakan: this is hoax and will go away like a wind (ini hanya hoax dan akan hilang seperti angin). Juga pernah mengatakan virus ini akan hilang dengan “miracle” (mukjizat).

Kedua, karena memang Amerika sedang berada di musim politik, isu Corona kemudian dijadikan isu politik. Kritikan Demokrat atas kelambanan Trump menangani Corona disikapi oleh Trump dan Republican secara politik. Sehingga semua masukan atau usulan Demokrat dianggap sebagai tekanan politik.

Ketiga, tidak adanya koordinasi yang baik antara pemerintahan federal dan pemerintahan lokal (Gubernur/Walikota). Apalagi Amerika memang berbentuk negara federal. Sehingga seringkali hubungan antara pemerintah pusat dan daerah tidak harmoni, khususnya ketika mereka berbeda partai politik.

Keempat, masih adanya elemen-elemen pengambil kebijakan yang tidak atau kurang mengambil “science” (ilmu) sebagai solusi terhadap masalah ini. Sehingga seringkali dalam merespon masalah Corona ini sikap politik lebih dikedepankan ketimbang pertimbangan keilmuan.

Kelima, di beberapa daerah yang terpengaruh oleh sikap politik para elit di negara ini, menjadi tidak disiplin dalam menjaga semua aturan-aturan untuk melawan virus ini. Hal ini terjadi khususnya di daerah-daerah yang dikuasai oleh Republican. Memakai masker misalnya dianggap “politisasi”. Bahkan Corona itu sendiri dianggap isu politik dan hoax.

Keenam, adanya elemen-elemen masyarakat yang beragama secara fatalis. Barangkali mirip dengan mereka yang berpandangan “Jabariyah” dalam perdebatan konsep Qadar dalam agama Islam. Mereka meyakini bahwa dengan percaya Tuhan semua akan selesai dengan sendirinya.

Ketujuh, memang ada juga kalangan yang masih kurang disiplin dalam menjaga semua aturan yang ada untuk melawan virus ini. Khususnya kalangan anak-anak muda yang merasa sehat dan kuat. Itu terjadi khususnya di kalangan kampus ketika musim sekolah kembali dibuka.

Tanggalkan mazhab politik

Tentu semua poin-poin di atas sangat penting untuk menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Corona ini nyata. Bukan mainan (joke) apalagi diada-adakan (hoak).

Karenanya menghadapinya diperlukan kesungguhan, kedisiplinan, dan tentunya kerja keras dan kerbersamaan semua pihak. Semua pihak itu artinya pemimpin politik dan agama, tokoh masyarakat, tokoh bisnis, hingga kepada para pendidik, budayawan dan masyarakat umum.

Semua harus mengambil peranannya dalam memerangi virus ini. Dan untuk memerangi virus ini diperlukan kebersamaan dalam kejauhan. Unik memang. Bersama tapi berjarak.

Tapi yang terpenting dari semua itu, yang ingin saya ingatkan adalah mereka yang berada di posisi kepemimpinan, khususnya kepemimpinan politik, agar menjaga kebersamaan dalam menghadapinya.

Isu Corona adalah isu hidup manusia. Karenanya jadikan isu ini sebagai isu “darurat” yang seharusnya dikedepankan di atas segala kepentingan apapun, termasuk kepentingan kelompok. Apalagi kepentingan itu sekedar kepentingan politik sesaat.

Saya berkali-kali menyampaikan agar kiranya dalam menyikapi masalah Corona ini hendaknya “warna atau mazhab politik” untuk sementara dikesampingkan. Bangun kebersamaan dengan menjadikan keselamatan bangsa secara keseluruhan sebagai prioritàs utama.

Jika kebersamaan ini terbangun, akan terwujud kebijakan yang baik, dan dengan dukungan kedisiplinan warga, insya Allah peperangan melawan Covid ini akan kita menangkan.

Saya bangga dengan New York State dan New York City, kampung saya saat ini. Dari Episentrum dengan tingkat kematian tertinggi, kini menjadi daerah/kota yang cukup aman untuk beraktifitas. Walau tentunya kehati-hatian itu selalu dijaga.

Insya Allah dengan usaha keras, kerja sama dan koordinasi yang baik, kedisiplinan tinggi, dan dengan doa serta tawakkal, semua ini akan kita lalui dengan baik. Insya Allah!

New York, 16 September 2020

*Diaspora Indonesia di kota New York USA

Previous Article 465 Peserta Ikuti Tes SKB CPNS Pemko Banda Aceh 465 Peserta Ikuti Tes SKB CPNS Pemko Banda Aceh
Next Article Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengikuti rapat virtual pembahasan program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) dengan Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) dan Unicef di Aceh, dari Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh PKSAI Memberi Solusi Masalah Yang Dihadapi Anak di Aceh

Populer

Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran. (Foto: Ist)
Umum
Kontroversi Ali Imran: Putra Aceh yang Bangkitkan Kembali Militerisme Pascakonflik
Sabtu, 27 Desember 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sa’Dunia menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir bandang di Aceh Tengah. (Foto: Ist)
Umum
KBB Sadunia Galang Solidaritas Global dan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Aceh
Sabtu, 27 Desember 2025
Insiden bentrokan antara aparat TNI dan warga sipil terjadi di kota Lhokseumawe dan Aceh Utara karena pengibaran bendera Bulan Bintang, Kamis (25/12). (Foto: Ist)
Aceh
Bendera Bulan Bintang Picu Bentrokan, Warga Bawa Bantuan Banjir Terluka Dipukul TNI dengan Popor Senjata
Jumat, 26 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Opini

Bencana Aceh-Sumatera, Negara Hadir dalam Rapat dan Pidato 

Jumat, 19 Desember 2025
Opini

Indonesia dalam Cengkeraman Kepribadian Otoritarian

Kamis, 18 Desember 2025
Opini

Negara Belum Sepenuhnya Hadir di Tengah Bencana Banjir Aceh

Rabu, 17 Desember 2025
Mahmud Padang (Pemerhati Sosial Politik Aceh, Ketua DPW Alamp Aksi Aceh)
Opini

Drama Nasional di Panggung Bencana Aceh

Jumat, 12 Desember 2025
Lebih 100 organisasi masyarakat sipil melayangkan somasi dan mendesak Presiden Prabowo Subianto segera menetapkan status bencana nasional atas banjir-longsor besar yang melanda Aceh-Sumatera. (Foto: Ist)
Opini

Narasi Pemerintah Runtuh: Bencana Sumatera Ungkap Negara Tak Mampu ‘Menangani Sendiri’

Jumat, 12 Desember 2025
Opini

Banjir Sumatera dan Jejak Kayu yang Mengkhianati Hutan

Selasa, 2 Desember 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

250 Ton Beras Masuk Tanpa Izin: Bukti BPKS Terlalu Lama Dibiarkan Tanpa Pengawasan

Senin, 24 November 2025
Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Opini

Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Kamis, 20 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?