Masyarakat Aceh Dimohon “Bek Tungang”
Masyarakat dunia akhi-akhir ini sedang menghadapi teror dengan musuh yang tak bisa sedikitpun dilihat dengan mata yaitu virus corona, SARS-COV-2. Virus baru yang berbeda dari nenek moyangnya ini (SARS-COV-1 dan MERS CoV) ternyata sukses mewabah di seluruh dunia dan secara tegas telah dinyatakan sebagai kegawatdaruratan medis international (pandemi) oleh Director-General Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), DR. Thedros Adhanom Ghebreyesus pada tanggal 11 Maret 2020. Corona virus menimbulkan penyakit yang kita kenal dengan COVID19, penyakit ini punya sejuta cara untuk menunjukkan wujudnya pada tubuh manusia. Gejalanya sangat tidak khas, sehingga terkadang kita bisa kewalahan menentukan apa dan sejak kapan seseorang sudah terinfeksi COVID19 ini. Umumnya menunjukkan gejala demam, ini sangat sering ditemukan selebihnya bisa diare, gatal dan kemerahan di kuulit, hidung buntu, lidah yang tak bisa merasakan lezatnya makanan, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, , semua gejala yang sangat bervariasi. Angka kejadian kasus COVID19 terus meningkat secara global, berdasarkan data WHO, 18 April 2020, total kasus COVID 19 yang terkonfirmasi positif di 212 negara adalah 2.250.790 orang dengan total angka kematian sebanyak 154.266 orang (Case Fatality Rate: 6,6%). Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Kemenkes RI, angka kasus COVID19 yang terkonfirmasi terus meningkat dan diprediksi akan mencapai ribuan, demikian juga angka kematian akan terus meningkat di 34 provinsi.
Berdasarkan website resmi (acehprov.go.id) disebutkan bahwa per tanggal 19 April 2020 sudah ditemukan 7 kasus terkonfirmasi positif COVID 19 dengan total kasus kematian sebanyak 1 orang dan 1 orang masih dirawat di Aceh. Total Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 1550 orang dan Total Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 60 orang. Rerata dari kasus COVID19 yang positif ternyata memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri ataupun area lokal transmisi di Indonesia. Sehingga secara umum sumber kasus COVID19 Aceh saat ini masih sebatas imported case, namun demikian pihak pemerintah saat ini terus berupaya melakukan penjajakan atau tracing pada semua kasus COVID19 yang muncul, sehingga nantinya dapat diputuskan apakah Aceh sudah berstatus area lokal tranmisi atau belum.