Menghargai Sejarah Bangsa Dengan Menyelamatkan Situs Gampong Pande
Oleh: Dato’ Dr Annabel Teh Gallop, FBA (Fellow of the British Academy)
Sebagai sejarahwan dan peneliti naskah seluruh Nusantara, saya menilai Aceh menduduki posisi istimewa dari segi taraf sejarah dan kebudayaan di Asia Tenggara.
Dalam semua bidang penelitian saya, seolah-olah semua jalan menjurus ke Aceh. Cap atau stempel Melayu buatan setempat tertua di Indonesia ialah cap Sultan Alaiddin Riayat Syah Aceh sekitar tahun 1600.
Surat emas paling besar, paling bagus, dan paling tua di seluruh Indonesia ialah surat Sultan Iskandar Muda kepada Raja Inggris tahun 1615.
Naskah mushaf al-Qur’an berhias yang paling banyak di Nusantara terdapat di Aceh. Dan salah satu bidang kesenian paling istimewa di Aceh ialah batu nisan, dan batu nisan Aceh terkenal sebagai batu nisan Islam yang tertua, terbagus dan terbanyak di seluruh Asia Tenggara.
Justru dari bukti batu nisan dapat diketahui bahwa kesultanan Islam pertama di Asia Tenggara terletak di kawasan Aceh.
Jelas, batu nisan Aceh juga mempunyai nilai sejarah yang tak terbayangkan, namun sampai sekarang hanya beberapa saja yang telah dikaji dan diterbitkan.
Coba membayangkan, betapa banyak informasi sejarah yang penting yang sekarang masih ‘terkunci’ dalam ratusan batu nisan Aceh yang masih belum terdokumentasi dan dikaji secara mendalam.
Maka adalah sangat penting untuk melestarikan situs-situs bersejarah di Aceh yang sarat dengan kuburan lama, sebagai khazanah bangsa.
Oleh sebab itu saya sangat mendukung usaha teman-teman pencinta sejarah di Aceh untuk melindungi sejumlah situs yang mempunyai arti dan nilai sejarah yang tak terhingga.
Salah satunya yang sangat penting ialah Gampong Pande yang kaya dengan peninggalan sejarah, yang belum tereksplorasi dengan terperinci secara arkeologis.
Situs-situs bersejarah seperti ini tidak hanya bermakna untuk sejarah Aceh, tetapi juga untuk sejarah Indonesia, sejarah dunia Islam, dan bahkan sejarah seluruh dunia.
Minggu lalu saya nonton video Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh tentang naskah, yang mengatakan, ‘Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai sejarahnya’. Bukti menghargai sejarah bangsa ialah dengan penyelamatan Gampong Pande.
London, 28 September 2020