Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Perubahan Hagia Sofia Kurang Menguntungkan Umat Islam Dunia

Tapi benarkah hal ini esensial untuk sebuah kemenangan? Saya tidak terlalu yakin dengan simbol-simbol yang terkadang jauh dari substansi Sesungguhnya. Saya tidak terlalu yakin dengan konversi gedung itu akan menjadikan umat ini semakin jaya, mulia, dan menang.

Sebaliknya saya justru khawatir, ini menjadi alasan bagi dunia untuk semakin menekan pemerintahan Erdogan untuk tujuan yang lebih besar. Yaitu kembali meruntuhkan capaian-capaian besar Erdogan selama ini.

Kita akui bahwa secara domestik Erdogan sangat berhasil mengembalikann wibawa Islam di negeri bekas pusat kekuasaan Khilafan Utsmaniah (Ottoman Empire) itu. Islam kembali menjadi wajah pembangunan negeri itu. Kalau hal ini saja dipertahankan atau diperkuat, akan lebih bermakna ketimbang konversi sebuah gedung.

Apalagi dalam konteks Timur Tengah. Saat ini tidak ada lagi negara Islam kecuali telah berada dalam cengkeraman bangsa kuat lainnya. Dan kecurigaan saya konversi ini bisa dijadikan bagian dari alat tekanan kepada Erdogan yang selama ini semakin menjadi-jadi.

Wakaf Sultan Al-Fatih

Asumsi saya di atas itu tentunya jika memang gedung itu pernah diambil alih sebagai rampasan melalui kemenangan dalam peperangan. Semua itu masuk dalam pembahasan ruang lingkup pembahasan yang terbuka untuk dikritisi.

Tiba-tiba saja dalam dua tiga hari ini saya menemukan postingan yang mengatakan, sesungguhnya gedung Hagia Sophia yang ketika penaklukkan Bizantium ternyata masih merupakan katedral umat Kristen, justru memang telah dibeli oleh Sultan Al-Fatih Mehmed II secara pribadi. Beliaulah kemudian mewakafkan gedung itu untuk dijadikan sebuah masjid, sekaligus
berubah nama dengan Aya Sophia mosque.

Jika informasi ini akurat dan memang dapat dibuktikan, dan nampaknya demikian, maka pastinya secara legal pengubahan gedung itu dari museum menjadi masjid tidak akan bisa dipermasalahkan (unchallenged). Karena realitanya memang milik umat sebagai wakaf dari Sultan ketika itu. Bukan rampasan. Tapi memang berubah kepemilikan melalui transaksi pembelian.

Lainnya

Hari Kedua Operasi SAR KMP Tunu Tenggelam: Tim Sisir Gilimanuk
Ulama kharismatik internasional, Habib Luthfie bin Yahya, menyatakan bahwa Ijtimak Ulama se-Aceh merupakan solusi terbaik menyelesaikan konflik terkait wakaf Sultan Blang Padang. (Foto: Ist)
Sidah Alatas, Notaris Bogor yang Ditemukan Tewas di Sungai Citarum, Dikenal Pekerja Keras
Putusan MK Bikin Komisi III Bingung: Yang Final Mana?
Beathor Tertarik Ungkap Polemik Ijazah Jokowi Usai Dengar Pidato Megawati
Kabar Kapolres Ditangkap KPK Terkait Proyek Jalan di Sumut, Statusnya Tak Jadi Tersangka
Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengajak seluruh kepala daerah di Aceh kompak memperjuangkan perpanjangan Dana Otsus dan pelaksanaan menyeluruh UUPA. (Foto: Ist)
Pimpinan Dayah Raudhatul Hikmah Al-Waliyyah Abu H Syukri Daud Pango
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman
Viral 2 WNA Diduga Hipnotis dan Gondol Uang Kasir Kedai Seafood di Cilandak
Alumni UGM Bergerak Ultimatum Rektor dan Dekan Pamerkan Ijazah Jokowi
Oknum Polisi Pemeran Video Syur Bareng Selebgram Ambon Resmi Ditahan
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman
Pendeta di Blitar Diduga Cabuli 4 Anak Sopirnya, Lalu Hukum Diri Sendiri dengan Tidak Khutbah selama 3 Bulan
Kejari Aceh Besar mengeksekusi Muslim (54), mantan pejabat Pemkab Aceh Besar, yang terbukti korupsi pengelolaan retribusi pasar. Eksekusi dilakukan Jum'at, 4 Juli 2025 di Lapas Kelas IIA Banda Aceh, kawasan Lambaro. (Foto: Dok. Kejari Aceh Besar)
Pengakuan Salah Satu Pemilik Kios di Pasar Pramuka soal Paiman Rahardjo: Dia Spesialis Skripsi
Petugas melakukan pengaspalan jalan di kawasan Ulee Kareng-Pasar Lam Ateuk,Kamis (3/6/2025)
Utang Pemerintah Membengkak, Tembus Rp10.269 Triliun Akhir 2024
Tergiur Loker di Facebook, Anak di Bawah Umur Berangkat dari Lampung, Sesampai di Jakata Disuruh Melayani Pria Hidung Belang
Tim dari SMAN 7 Banda Aceh terdiri dari lima siswa berbakat: Bunga Nayla Afra, Siti Shazia Hawra, Athllah Ramadhan Putra Syr, Muhammad Aizhiel dan Muhammad Rasyad Rizqullah. (Foto: Ist)
Enable Notifications OK No thanks