Problema Mendasar Manusia Saat Ini, Tidak Tahu Apa Tujuan Hadir di Dunia
Sebaliknya orientasi kehidupan itulah yang kita kenal dengan “hidayah” (petunjuk). Hidayah itulah yang terangkum secara rinci dalam dua sumber utama ajaran Allah; Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Kedua, manusia saat ini sedang terjangkiti dua bentuk penyakit kronis yang sangat berbahaya. Kedua penyakit itu telah diingatkan oleh Allah sejak pertama kali Adam diturunkan ke atas bumi ini.
“Jika suatu ketika datang dari Aku petunjuk-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjukKu maka tiada rasa takut bagi mereka dan tiada pula rasa sedih”.
Dua penyakit kronis ini; “ketakutan dan kesedihan” menjadi penyebab berbagai penyakit yang manusia rasakan saat ini. Hal itu karena hidup manusia memang ada di antara dua zona waktu. Dan jika dua zona itu tidak disikapi dengan “akidah” yang benar akan melahirkan dua penyakit itu.
Hari kemarin akan melahirkan rasa sedih karena tidak sesuai ekspektasi. Sementara hari esok akan melahirkan ketakutan karena tanpa memang tidak ada kepastian.
Maka Islam hadir dengan solusi. Tengoklah hari kemarin dengan rasa syukur. Seraya pandang hari esok dengan keyakinan dan tawakkal. Yakin bahwa segala hal ada dalam genggaman Allah, seraya sepenuh hati menggantung harapan pada Yang memilki langit dan bumi.
Ketiga, manusia mengalami “pembelahan” yang dalam (deep division). Pembelahan manusia ini bisa dalam banyak hal. Salah satunya yang paling kronis saat ini adalah pembelahan manusia dalam ras kemanusiaan (human race).
Ada rasa arogansi ras yang disebut rasisme dan perasaan superioritas karena warna kulit (white supremacy). Sejarah koloanisasi negara-negara Afrika dan Asia juga tidak bisa dipisahkan dari adanya rasa superioritas bangsa-bangsa Eropa.
Di sinilah Islam hadir sejak awal menawarkan “kesatuan dalam keragaman” manusia. Manusia itu memang secara alami ragam. Tapi pada saat yang sama mengajarkan “kesatuan keluarga Universal” (Universal human family)”.
Sebagaimana difirmankan Allah: “Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lelaki dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Sesungguhnya yang termulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa” (Al-Hujurat: 13).