Solusi Atasi Hidup Susah, Angkat Kesulitan Orang Lain
Kedua, dibebani dengan ibadah, karena kuda liar yang dibebani dengan banyak barang dan dikurangi makannya, akan tunduk dan menurut. Sekali lagi, ini juga tamsil atau perumpamaan.
Makna kontekstualnya adalah manusia perlu menarget diri dengan sesuatu yang berguna. Pembebanan seperti inilah yang dimaksud Imam Al-Ghazali. Mengendalikan nafsu salah satunya bisa dengan cara membebani diri dengan menargetkan dengan puasa sunat dan membaca al Qur’an. Sehingga, tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia. Tidak lagi tersisa ruang bagi nafsu untuk menyelinap dan melambungkan keinginan-keinginan yang tidak perlu.
Ketiga, meminta petunjuk kepada Allah Swt, karena Allah yang menguasai nafsu. Memaknai hal ini sebagai bentuk kerendahan hati manusia. Setelah berikhtiar, kemudian tawakkal. Tuhan punya kuasa kepada manusia, sebagaimana Rasulullah saw yang mengajarkan manusia untuk selalu berdoa. Dari Zaid bin Arqam RA, Rasulullah bersabda, “Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya, Engkaulah yang menguasai dan menjaganya…” (HR Muslim).
Ketiga, mengangkat kesulitan orang lain
Selanjutnya, Allah Swt memberikan arahan untuk keluar dari kesulitan hidup dengan memberikan makan kepada orang yang kelaparan atau yang sangat membutuhkannya. Sebagaimana firman Allah Swt, ”Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan.” (QS al Balad:14).
Kata fii yawmin zii masghabah ditafsirkan oleh para mufassirin secara umum dengan waktu dan kondisi kelaparan. Seperti Tafsir Ibnu Katsir, at Tafsir al Kabir dan al Jami’ lil Ahkamil Qur’an mengartikan dengan waktu itu makanan sangat dibutuhkan, karena kondisi yang membatasinya seseorang untuk mendapatkan makanan. Dalam Tafsir al Misbah diartikan kata ini dengan lebih luas yaitu kondisi yang sulit. Artinya, memberikan makanan kepada orang lain yang kondisinya sangat memprihatinkan dan dalam kesulitan.
Dari beberapa tafsir di atas dapat disimpulkan, salah satu cara keluar dari kesulitan hidup adalah dengan memberikan bantuan kepada orang lain yang sangat membutuhkan bantuan. Hal ini didukung oleh banyak hadits dari Rasulullah saw, salah satunya hadits dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ”Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia, maka Allah Swt akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah Swt akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat…” (HR Muslim).