Solusi Atasi Hidup Susah, Angkat Kesulitan Orang Lain
Di hadist lain, dari Ibnu ‘Umar r.a, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah Swt akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketika seorang muslim mampu mengangkat kesulitan saudaranya, maka Allah Swt akan mengangkat kesulitannya. Dengan diangkatnya kesulitan yang dia hadapi karena membantu yang lain, maka orang itu akan menjadi orang yang bahagia.
Rasulullah menjelaskan keutamaan amalan ini, bukan hanya mampu mengangkat kesulitan dan melahirkan kebahagian dalam hidup, namun sekaligus dianggap sudah beribadah, bahkan ibadah ini lebih utama daripada iktikaf dalam masjid.
Hadist dari Ibnu ‘Umar r.a, Rasulullah saw bersabda, “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini –masjid Nabawi — selama sebulan penuh.” (HR Thabrani).
Hadits ini menjelaskan, ketika semua orang berusaha mencari dan berharap mendapatkan kebahagian dalam hidup, pada hakikatnya kebahagian akan didapatkan dan rasakan ketika mampu membahagiakan orang lain.
Seorang ayah akan bahagia, ketika dia mampu membahagiakan keluarganya. Seorang istri bahagia ketika mampu membahagiakan suami dan anaknya. Seorang anak bahagia, ketika dia mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Akhirnya, seorang muslim akan merasakan kebahagian hidup tatkala dia mampu membahagikan orang lain.
Semoga kita semua mendapatkan kebahagian dan keluar dari kesulitan hidup dengan menjalankan arahan Allah Swt dalam surat al Balad ini, yaitu menghadapi kesulitan hidup dengan tidak mengeluh, melepaskan diri dari nafsu tercela dan dengan membantu orang lain.
*Penulis Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Besar
Tulisan ini adalah teks khutbah disampaikan di Masjid Nurul Jadid, Lampeuneun, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Jum’at, 9 September 2022/12 Safar 1444 Hijriah