Sri Mulyani ‘Bingung’ WTO Letoy
Sila Kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab, artinya ekonomi itu harus bersifat manusiawi dan adil, dengan menganggap sama semua manusia. Satu dengan yang lain tidak boleh ada yang memiliki kedudukan atau hak yang lebih tinggi untuk melakukan penghisapan kepada yang lemah.
Lalu Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, adalah wujud dari nasionalisme ekonomi, sehingga semua kebijakan harus sejalan dengan nasionalisme. Contoh teranyar: Jangan membuat gaduh dengan memindahkan hak atas pulau-pulau kecil.
Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, adalah prinsip demokrasi ekonomi. Setiap orang, meskipun dia miskin atau lemah, tetap harus diikutsertakan melalui perwakilan yang utuh dan perwakilan yang mewakili mereka dalam setiap pembuatan kebijakan.
Dan yang terakhir, Sila Keadilan Sosial adalah tujuan dari semuanya itu.
Kalau diperas: Sila Pertama dan Kedua adalah dasarnya, yaitu moral dan kemanusiaan. Sila Ketiga dan Keempat adalah caranya. Dan Sila Kelima adalah tujuannya.
Jadi, wajar kalau Sri Mulyani bingung melihat situasi global hari ini. Tapi kata Gus Baha: Bingung itu perlu. Katanya: Barokahnya bingung orang tidak menjadi sombong dan tidak merasa paling tahu. Karena segala sesuatu harus dipikirkan dan dikaji dulu secara mendalam.
*(Penulis adalah pendiri Pusat Studi Pembangunan berbasis Pancasila. Kandidat Doktor Hukum dan Pembangunan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.)
- APBN AS defisit
- ekonomi berbasis moral
- ekonomi global 2025
- ekonomi keadilan sosial
- ekonomi pasca globalisasi
- Gus Baha tentang bingung
- kebijakan Trump
- kegagalan globalisasi
- kritik amandemen UUD 1999-2002
- kritik globalisasi Stiglitz
- liberalisme ekonomi gagal
- nasional
- nasionalisme ekonomi Indonesia
- pembangunan berbasis Pancasila
- perang dagang AS China
- peristiwa
- prabowo:
- reshoring vs offshoring
- Sefdin Alamsyah
- sejarah BPUPK dan PPKI
- sistem ekonomi Pancasila
- sosialisme berketuhanan
- Sri Mulyani kritik WTO
- UUD 1945 asli
- WTO tidak relevan
- www.infoaceh.net