Suara Dahsyat Di Bulan Ramadhan
Sedangkan Ibnul Jauzi di dalam kitabnya Al-Maudhu’at berkata, “Hadits ini adalah kepalsuan atas nama Rasulullah SAW.” (Al-Maudhuu’at 3/191)
Ulama hadits kontemporer Syaikh Nashiruddin Al-Albani berkata, “Hadits ini maudhu’.
Al-Hakim berkata, “Hadits yang gharib al-matan. Padanya ada perawi bernama Musallamah bin Ali. Dia tidak bisa dijadikan hujjah.
Az-Zahabi berkata, hadits ini madhu’. Perawi bernama musallamah itu saaqit (ditolak) dan matruk (ditinggalkan).
Sedangkan hadits lain yang semakna dengan hadits di atas, dinisbatkan periwayatannya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu. Redaksi haditsnya:
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda “Akan terjadi suara keras di Ramadhan. Mereka (para sahabat) berkata, “Di awal Ramadhan, di tengah atau di akhirnya? Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi di pertengahan bulan Ramadhan, yaitu apabila pertengahan bulan Ramadhan terjadi pada hari Jumat, maka akan ada suara keras dari langit, karena suara itu akan tersungkur 70.000 orang, menjadi bisu 70.000 orang, menjadi buta 70.000 orang, menjadi tuli 70.000 orang, mereka bertanya, “Siapa yang selamat dari umatmu? Beliau menjawab, ‘Siapa yang tetap di dalam rumahnya, meminta perlindungan dengan sujud dan mengeraskan ucapan takbir kepada Allah. Kemudian disusul suara lainnya. Suara pertama adalah suara Jibril sedangkan suara kedua adalah suara setan. Dan suara ini terjadi di Ramadhan, di Syawal akan terjadi huru-hara, Dzulqai’dah akan terjadi perselisihan antar kabilah, di Dzulhijjah para Jemaah haji akan diserang, sedangkan di bulan Muharram, tahukah kalian bulan Muharram? Awalnya adalah ujian bagi umatku, akhirnya adalah kebahagiaan bagi umatku…”
Syaikh Al-Albani berkata, “Hadits ini maudhu’. Dikeluarkan oleh Ath-Thabrani dalam mu’jam al-kabir (18/332/853), Ibnul Jauzi meriwayatkan hadits ini di dalam Al-Maudhuat (kompilasi hadits palsu) (3/191) dari jalur periwayatan Abdul Wahhab bin Dahhak, meriwayatkan kepada kami Ismail bin Ayyash dari Auza’i dari Abdah bin Abi Lubabah dari Fairuz Ad-Dailami secara marfu’ (menyambung kepada Rasulullah). Kemudian Ibnul Jauzi berkata, “Hadits ini tidak shahih” (Al-Maudhuat 3/191).